Banyak anak datang terlambat. Mereka tampak letih karena tidur larut malam, dan belum siap mengikuti kegiatan. Di kelas, mereka duduk cukup lama sehingga pengalaman belajarnya terasa monoton. Sementara di rumah, orang tua merasa bahwa belajar dan membentuk karakter sudah cukup dilakukan sekolah. Tidak sedikit orang tua beranggapan bahwa pembentukan karakter menjadi urusan guru sekolah. Akibatnya kebiasaan baik tidak terbangun secara menyeluruh.
Aktivitas Bintang Ceria Ibadah Ceria di TK Tazkiya

Tapi itu dulu. Kini semua berubah. Berangkat dari kesadaran untuk mengubah kondisi, sekolah merumuskan satu perubahan besar melalui program Aksi Hebat, yaitu Aktivitas Integrasi 7 Kebiasaan Anak Hebat. Ini adalah sebuah upaya bersama yang melibatkan sekolah, keluarga, danlingkungan sekitar untuk membiasakan rutinitas secara menyeluruh.Program ini berdiri di atas dua pilar. Gerakan Harian Karakter merupakan pilar pertama, yang menjadi fondasi untuk menyatukan tujuh kebiasaan dalam satu alur kegiatan sejak anak bangun pagi hingga bersiap tidur. Anak hadir tepat waktu dalam suasana Bintang Pagi, disambut guru yang memberikan sapaan positif sebagai awal pembentukan disiplin.
Sesudah itu mereka mengikuti Ibadah Ceria, sebuah sesi dhuha, doa harian, dan muroja’ah yang dipandu dengan lembut sehingga ibadah tidak lagi terasa sebagai kewajiban, melainkan bagian dari ritme hidup mereka. Kegiatan bergerak dipenuhi ragam aktivitas dalam Olahraga Ceria, mulai senam hingga permainan tradisional setiap Kamis.

Aktivitas Sahabat Gizi di TK Tazkiya
Untuk menunjang aktivitas yang mereka, tentu dibutuhkan menu makanan yang bergizi cukup. Sekolah menyediakan kebutuhan itu melalui Sahabat Gizi, hasil kolaborasi bersama Sentra Pangan Pelajar Gizi Sragen. Ketika siswa menikmati menu masakan, guru menjelaskan manfaat makanan dengan bahasa sederhana, membuat mereka mengenal gizi tanpa merasa digurui.
Pembelajaran lalu berlanjut ke proyek Belajar Ceria. Proyek ini memberi ruang eksplorasi melalui eksperimen sederhana, membuat alat transportasi, berkunjung ke stasiun kereta, mengenal mitigasi bencana, memilah sampah, atau merakit bentuk dari loose parts. Siswa juga dibawa untuk belajar langsung dari masyarakat melalui Sahabat Sekitar. Dalam kegiatan ini sekolah bekerja sama dengan petani, PT KAI, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, pemadam kebakaran, kantor pos hingga perajin batik. Keragaman pengalaman ini membuat anak memandang lingkungan sebagai ruang belajar yang terus hidup.
Proyek Belajar Ceria TK Tazkiya

Sekembalinya ke rumah, anak-anak menutup rangkaian Aksi Hebat selama sehari dengan Doa Malamku. Mereka membaca doa atau menyimak cerita bersama orang tua. Dokumentasi dari aktivitas ini dikirimkan ke guru. Selain untuk memantau, hal ini diatur menjadi sarana menjaga komunikasi antara keluarga dan sekolah. Alur harian inilah yang kemudian menjadi kebiasaan utuh bagi anak, berjalan secara alami tanpa perlu instruksi yang berulang.
Dalam pilar kedua, yaitu Gerakan Pekanan Cerdas Inspiratif, anak-anak didorong memperkaya rutinitas harian dengan fokus tematik berbeda setiap hari. Senin menjadi hari Digital Cerdas dengan tayangan edukatif yang relevan dengan tema pembelajaran. Selasa diisi dengan Pojok Literasiku yang membuat anak terbiasa membaca buku bergambar sekaligus mendengarkan cerita.

Aktivitas drum band di Ekstra Ceria TK Tazkiya
Rabu menjadi ruang berekspresi dalam Ekstra Ceria, dari menari, menggambar hingga latihan drumband. Kamis dipusatkan pada Aksi Peduli, ketika anak membersihkan kelas, taman, dan halaman sekolah sambil belajar tanggung jawab terhadap lingkungan. Jumat menjadiwaktunya Bersihku Ibadahku, di mana guru mengecek kebersihan diri, membantu memotong kuku, serta mengajak anak mempraktikkan cara menggosok gigi dengan benar.
Melalui dua pilar ini, TK Tazkiya Kids melakukan perubahan yang menyentuh seluruh ekosistem sekolah. Anak datang dengan semangat baru, lebih disiplin, lebih peduli terhadap teman, dan lebih memahami lingkungan. Guru pun merasakan perubahan yang sama. Mereka kini bekerja sebagai satu tim dengan jadwal yang disusun bersama, refleksi rutin, serta kreativitas yang saling menguatkan.
Orang tua mulai terlibat aktif, mengirimkan dokumentasi kegiatan anak di rumah dan mengikuti panduan pembiasaan yang disiapkan sekolah. Banyak yang merasakan perubahan nyata: anak lebih mudah diatur jam tidurnya, lebih mandiri saat bersiap ke sekolah, dan lebih ceria mengikuti rutinitas harian.
Kegiatan Sahabat Sekitar bersama Damkar

Budaya sekolah perlahan berubah. Relasi antara guru, kepala sekolah, dan tenagakependidikan menjadi lebih kolaboratif. Kegiatan Sahabat Sekitar memperluas hubungan sekolah dengan masyarakat yang turut membuka akses belajar bagi anak. Semua unsur bergerak menuju tujuan yang sama: menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya karakter anak secara utuh.
Aksi Hebat menjadi titik balik bagi TK Tazkiya Kids Sragen. Program ini telah membuktikan bahwa pembentukan karakter tidak lahir dari penambahan kegiatan anak semata. Sebaliknya karakter terbentuk dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus, disertai keteladanan dan komitmen bersama orang tua, guru, dan masyarakat.
Tentu saja perubahan tidak terjadi dalam sekejap, melainkan tumbuh perlahan dari konsistensi di rumah dan sekolah. Dari langkah-langkah sederhana itulah budaya karakter berkembang dan memberi dampak luas bagi anak, guru, orang tua, hingga lingkungan sekitar. Perubahan hadir ketika semua pihak bergerak dalamirama yang sama.
Penulis: Fitri Istiqomah, S.Pd

