Dalam pelangi, setiap warna memiliki keindahannya masing-masing. Begitu pula dengan keberagaman budaya di SMAN 21 Maluku Tengah. Namun, bagaimana caranya agar keberagaman ini tidak menjadi sumber perpecahan, melainkan justru menjadi kekuatan yang menyatukan. SMAN 21 Maluku Tengah, dengan letaknya yang strategis, menjadi rumah bagi beragam suku, budaya, dan agama. Kekayaan ini seharusnya menjadi kekuatan, namun seringkali justru menjadi sumber perbedaan dan perpecahan.
Â
Di tengah semangat Bhineka Tunggal Ika, SMAN 21 Maluku Tengah tidak luput dari tantangan dalam mengintegrasikan siswa-siswa dari latar belakang yang berbeda. Perbedaan bahasa, adat istiadat, hingga pandangan hidup seringkali menjadi penghalang dalam membangun ikatan yang kuat. Pernahkah Anda membayangkan sekolah sebagai sebuah miniatur Indonesia? Di SMAN 21 Maluku Tengah, keberagaman begitu terasa. Namun, bagaimana sekolah ini berhasil mewujudkan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari?
Â
Meskipun berbeda agama, dari sisi sosial budaya, kehidupan masyarakat Maluku terikat oleh garis kesukuan dan garis genealogis yang sama. Untuk menghindari konflik antar orang Maluku, para leluhur Maluku telah menetapkan pedoman dengan memanfaatkan instrumen budaya yang berbasis pada gotong-royong dan persaudaraan, seperti masohi, badati, pela dan maamo (Hendry Thomas at al., 2017, 61)
Â
Dalam mewujudkan Kebhinekaan Global dikalangan siswa SMA Negeri 21 Maluku Tengah,kami hadir dengan kearifan lokal Masyarakat Maluku Tengah yaitu Pela dan Gandong yang merupakan sistem kekerabatan adat yang sangat kuat dan unik di masyarakat Maluku, khususnya Maluku Tengah. Hubungan ini bukan sekadar pertemanan, melainkan ikatan persaudaraan yang sangat erat, di mana kedua belah pihak memiliki kewajiban saling membantu dan melindungi. Istilah “pela” dan “gandong” sendiri merujuk pada hubungan persaudaraan yang didasarkan pada kesepakatan adat, yang biasanya melibatkan pertukaran benda berharga sebagai simbol ikatan.Masohi mengandung nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan tolong menolong. Ini membentuk ikatan sosial yang kuat di antara anggota masyarakat dan menciptakan rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.Sistem pela gandong merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Maluku Tengah. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya memiliki potensi besar untuk membentuk karakter siswa yang baik dan bertanggung jawab. Namun, perlu adanya upaya yang lebih sistematis untuk mengintegrasikan nilai-nilai pela gandong ke dalam proses pembelajaran agar dampaknya dapat dirasakan secara optimal.
Â
Di balik dinding-dinding sekolah, tersimpan kisah-kisah menarik tentang upaya membangun harmoni dalam keberagaman melalui Pela Gandong dan Masohi. Artikel ini akan mengajak Anda untuk mengintip praktik-praktik terbaik yang telah dilakukan di SMAN 21 Maluku Tengah.
Â
Festival budaya tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga menjadi wadah untuk saling belajar dan berbagi
SMAN 21 Maluku Tengah memiliki populasi siswa yang sangat beragam dari berbagai suku, agama, dan latar belakang sosial ekonomi. Hal ini menciptakan dinamika yang unik di sekolah, namun juga potensi konflik jika tidak dikelola dengan baik. Dengan Adanya perbedaan Agama, bahasa, adat istiadat, dan pandangan hidup seringkali menjadi penghalang dalam membangun rasa persatuan dan kesatuan di antara siswa. Terjadi konflik SARA di Maluku pada tahun 1999,dapat memengaruhi siswa di Sekolah yang dipicu oleh isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan). Hal ini , menyebabkan Sekolah mengalami penurunan prestasi akademik karena banyak siswa yang tidak fokus belajar akibat masalah sosial yang mereka hadapi. Untuk itu, SMAN 21 Maluku Tengah memperkenalkan Pela Gandong dan Masohi sebagai dua sistem kekerabatan adat yang sangat penting dalam masyarakat Maluku Tengah. Kedua sistem ini telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menciptakan dan menjaga kerukunan hidup di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya yang ada di Maluku. Hubungan Pela dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang dapat menggugah setiap orang untuk berpikir dan bertindak bersama-sama serta dapat membentuk sebuah ikatan dari negeri yang satu dengan negeri yang lain.
Orang menganggap pela juga sebagai solusi untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam menghadapi persoalan hidup yang menekankan kehidupan bermasyarakat. Pela ini digunakan tidak memandang usia, teman/sahabat siapapun dia tetap dihargai dan dianggap saudara (Jozef Hehanussa, 2009). Untuk menjaga nilai -nilai Pela Gandong dan Masohi,Sekolah kami perlu mengadakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk membangun kembali rasa persatuan dan kesatuan di antara siswa, seperti workshop tentang toleransi, dan menampilkan pagelaran keberagaman budaya yang ada di sekolah dalam rangka ulang tahun SMAN 21 Maluku Tengah, Kami juga mengintegrasikan toleransi dikalangan siswa melalui Profil Pelajar Pancasila (P5). Praktik baik yang dilakukan di SMA Negeri 21 Maluku Tengah yaitu menyelenggarakan festival budaya tahunan yang menampilkan berbagai tarian, lagu, pakaian adat, dan makanan tradisional dari berbagai suku di Maluku. Tujuan dari Kegiatan ini adalah Menjaga kearifan lokal seperti Pela Gandong dan Masohi untuk memupuk rasa saling menghargai antar siswa, memperkaya pengetahuan siswa tentang budaya lokal, menghargai perbedaan agama dan memperkuat identitas sebagai warga Maluku Tengah.
Â
Strategi yang kami lakukan di SMAN 21 Maluku Tengah yaitu dimana Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang mewakili masing-masing suku, setiap kelompok bertugas mempersiapkan pertunjukan dan pameran yang mewakili budaya mereka masing-masing. Sekolah mengundang tokoh-tokoh adat dan seniman lokal untuk menjadi juri dalam pertunjukan pameran budaya. Mengadakan lomba atau festival yang menguji kemampuan siswa dalam bekerja sama dan gotong royong. Situasi ini menunjukkan semangat gotong royong dan saling membantu antar siswa dari berbagai suku.Kami juga mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk membahas pentingnya menanamkan nilai-nilai pela gandong dan masohi sejak dini. Hal ini juga menunjukkan bahwa festival budaya tidak hanya menjadi ajang pertunjukan, tetapi juga menjadi wadah untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan.Dengan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan menerapkan praktik-praktik baik, SMAN 21 Maluku Tengah dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.
Â
Melalui kolaborasi yang baik, nilai-nilai pela gandong dapat menjadi bagian integral dari kehidupan sekolah
Kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam pelaksanaan praktik baik di sekolah. Dengan melibatkan berbagai pihak, SMAN 21 Maluku Tengah Dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kebhinekaan ,toleran, dan bermakna bagi seluruh siswa. Kolaborasi dengan pihak eksternal akan memperkaya sumber daya dan perspektif, serta memperkuat dampak dari program yang dijalankan. salah satu peran pemerintah Daerah dalam hal ini, Dinas pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Maluku yang telah menyediakan dukungan finansial, infrastruktur, dan kebijakan yang mendukung program keberagaman budaya di sekolah. Pemerintah daerah juga dapat memberikan dana untuk penyelenggaraan festival budaya, pelatihan guru, atau pembangunan fasilitas yang mendukung kegiatan multikultural. Kami juga dapat berkolaborasi dengan Guru dan orang tua. Guru di SMAN 21 Maluku Tengah dapat Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada keberagaman budaya.
Memfasilitasi diskusi dan interaksi antara siswa dari berbagai latar belakang.
Â
Memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya mendukung program Pagelaran Budaya yang dilaksanakan di Sekolah. Sedangkan orang tua dapat Memberikan dukungan moral dan materiil kepada anak-anak mereka,membantu anak-anak mereka memahami pentingnya menghargai keberagaman. Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah yang melibatkan orang tua. Kami sengaja mengambil salah satu contoh kolaborasi dikalangan siswa SMAN 21 Maluku Tengah, seperti Seorang siswa baru yang berasal dari suku Buton merasa kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru. Melalui progra, ia dipasangkan dengan seorang siswa senior yang berasal dari suku yang berbeda. Siswa senior tersebut membantunya mengenal lingkungan sekolah, memperkenalkan teman-teman baru, dan memberikan dukungan emosional. Melalui kolaborasi yang baik, nilai-nilai pela gandong dapat menjadi bagian integral dari kehidupan sekolah dan membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, peduli terhadap sesama, dan cinta tanah air.
Dengan melibatkan berbagai pihak untuk berkolaborasi, SMAN 21 Maluku tengah dapat menemukan solusi yang lebih komprehensif untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan keberagaman budaya.
Â
Peningkatan rasa saling menghargai dimana Siswa belajar untuk menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang sosial ekonomi
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pela Gandong dan Masohi sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat modern. Dalam era globalisasi yang semakin kompleks, nilai-nilai seperti toleransi, persaudaraan, dan gotong royong semakin dibutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk memahami dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kedua sistem kekerabatan ini. Praktik baik dalam menghargai keberagaman budaya di SMAN 21 Maluku Tengah memiliki dampak yang sangat positif bagi siswa, guru, dan komunitas sekolah secara keseluruhan. Dengan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan toleran, kami dapat mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.Pagelaran budaya yang mengusung nilai-nilai pela gandong dan masohi tidak hanya sekadar perhelatan seni, tetapi juga menjadi sarana yang efektif untuk membentuk karakter siswa dan memperkuat identitas budaya mereka.Dalam mempersiapkan pagelaran, siswa belajar bekerja sama dalam tim, saling membantu, dan menghargai perbedaan.Siswa dapat mengeksplorasi kreativitas mereka dalam menciptakan karya seni, tarian, dan musik yang bertemakan pela gandong dan masohi.Nilai gotong royong tertanam kuat dalam proses persiapan dan pelaksanaan pagelaran.Pagelaran budaya berperan penting dalam melestarikan budaya Maluku, khususnya nilai-nilai pela gandong dan masohi.
Â
Dampak positif yang dihadapi siswa SMAN 21 Maluku Tengah adalah Peningkatan rasa saling menghargai dimana Siswa belajar untuk menghargai perbedaan budaya, agama, dan latar belakang sosial ekonomi teman-temannya. Hal ini mengurangi potensi konflik dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih harmonis,Siswa menjadi lebih toleran terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan. Siswa SMAN 21 Maluku Tengah akan menjadi lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berjiwa sosial. Mereka belajar untuk hidup berdampingan dengan orang yang berbeda dari mereka serta melalui berbagai kegiatan yang berkaitan dengan keberagaman budaya, siswa memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang berbagai budaya lokal di Indonesia dan dunia. Pela Gandong maupun Masohi menekankan pentingnya hubungan persaudaraan yang erat antar individu dan kelompok. Ikatan ini melampaui batas-batas suku, agama, dan wilayah, sehingga menciptakan rasa persaudaraan yang kuat di antara masyarakat Maluku.Nilai-nilai pela gandong dan masohi yang dipraktikkan selama persiapan pagelaran telah membentuk karakter siswa menjadi lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Penerapan nilai-nilai pela gandong dan masohi di sekolah memiliki dampak yang sangat positif bagi siswa. Keberhasilan pergelaran dapat menginspirasi sekolah lain untuk melakukan kegiatan serupa. Selain membentuk karakter yang baik, nilai-nilai ini juga dapat meningkatkan prestasi akademik, memperkuat hubungan sosial, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan.
Â
Adanya Modernisasi membawa perubahan gaya hidup yang semakin individualistis
Meskipun Pela Gandong dan Masohi memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam masyarakat Maluku, namun dalam era modern ini, nilai-nilai luhur kedua sistem kekerabatan tersebut menghadapi berbagai tantangan. Hal ini diakibatkan dengan adanya Modernisasi membawa perubahan gaya hidup yang semakin individualistis, sehingga nilai-nilai kolektif seperti gotong royong yang terkandung dalam Masohi cenderung terkikis.Dalam penerapan praktik baik di SMAN 21 Maluku Tengah,banyak tantangan yang dihadapi kami, dimana Tidak semua siswa, guru, atau orang tua memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya keberagaman budaya. Hal ini dapat menyebabkan resistensi terhadap perubahan dan kesulitan dalam implementasi program.Tidak semua siswa, guru, atau orang tua memiliki pemahaman yang mendalam tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pela gandong dan masohi.
Â
Sekolah mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun sumber daya manusia, untuk menjalankan program secara efektif.Meskipun upaya telah dilakukan, konflik antar kelompok atau individu tetap bisa terjadi. Perbedaan budaya dan pandangan dapat memicu perselisihan.Tidak semua orang tua aktif terlibat dalam kegiatan sekolah, terutama jika mereka memiliki kesibukan yang tinggi.
Â
Sedangkan Solusinya adalah bagaimana di kita di SMAN 21 Maluku Tengah melakukan sosialisasi secara terus-menerus kepada seluruh warga sekolah tentang pentingnya menghargai keberagaman budaya. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti seminar, workshop, dan kampanye.dan Pagelaran Budaya yang dilakukan setiap tahun.Kami di SMAN 21 Maluku Tengah Juga yang telah mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman budaya ke dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui pemilihan materi pelajaran yang relevan, penggunaan metode pembelajaran yang partisipatif, dan pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler yang bertemakan keberagaman seperti yang dalam Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5).
Â
Mengimplementasikan nilai-nilai pela gandong dan masohi di sekolah bukanlah tugas yang mudah, namun dengan komitmen dan kerja sama yang baik, hal ini dapat terwujud. Melalui berbagai strategi dan kegiatan yang kreatif, SMAN 21 Maluku Tengah dapat mencetak generasi muda yang memiliki karakter yang kuat, peduli terhadap sesama, dan cinta pada budaya sendiri.
Â
Siswa dilatih untuk menjadi individu yang toleran, menghargai perbedaan, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial
Dengan upaya bersama, diharapkan nilai-nilai luhur Pela Gandong dan Masohi dapat terus hidup dan berkembang di kalangan siswa SMAN 21 Maluku Tengah, sehingga dapat menjadi fondasi bagi terciptanya warga Sekolah yang harmonis, damai, dan sejahtera. Menurut Pendapat,Prof. Dr. A.B. Lapian sejak abad ke 20 Beliau menekankan pentingnya mengajarkan siswa tentang keberagaman budaya Indonesia sejak usia dini. Dengan mengenal budaya daerah sendiri dan budaya daerah lain, siswa akan tumbuh menjadi individu yang menghargai perbedaan dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Praktik baik dalam menghargai keberagaman budaya di SMAN 21 Maluku Tengah telah menunjukkan hasil yang sangat positif.
Â
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, seperti melibatkan seluruh komponen sekolah, menjalin kerjasama dengan pihak eksternal, dan menciptakan lingkungan yang inklusif, sekolah berhasil melakukan anti intoleran seperti Siswa dari berbagai latar belakang dapat berinteraksi dengan baik, saling menghormati, dan bekerja sama. Siswa dilatih untuk menjadi individu yang toleran, menghargai perbedaan, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial.SMAN 21 Maluku Tengah dikenal sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan peduli terhadap keberagaman. Dalam konteks Indonesia yang sangat beragam, menghargai keberagaman budaya adalah nilai yang sangat penting. Praktik ini dapat diterapkan di sekolah mana pun, baik di perkotaan maupun pedesaan. Praktik ini telah terbukti efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan kondusif. Praktik ini dapat diterapkan dengan berbagai cara dan tingkat kompleksitas, sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi dan sumber daya masing-masing sekolah yang ada.
Â
Dengan mengadopsi praktik baik ini, sekolah-sekolah lain dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat Indonesia yang lebih harmonis, toleran, dan maju. Penerapan nilai-nilai pela gandong dan masohi di SMAN 21 Maluku Tengah melalui pagelaran budaya merupakan langkah yang sangat positif dan efektif. Kegiatan ini tidak hanya sekadar perhelatan seni, tetapi juga menjadi sarana yang ampuh untuk Memperkuat identitas budaya dimana siswa semakin memahami dan menghargai nilai-nilai luhur warisan leluhur, serta merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat Maluku. Nilai-nilai gotong royong, kerjasama, dan tanggung jawab yang terkandung dalam pela gandong dan masohi tertanam kuat dalam diri siswa.Lulusan SMAN 21 Maluku Tengah diharapkan dapat menjadi agen perubahan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Â
Sebagai Penulis,saya dapat merekomendasikan bahwa Pela Gandong dan Masohi bagi sekolah atau guru lain yang ingin mencoba menerapkan praktik baik dalam menghargai keberagaman budaya di masing-masing Sekolah, Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan terhadap siswa terlebih dahulu untuk mengetahui latar belakang budaya, suku, agama, dan bahasa yang beragam di sekolah. Pelajari lebih dalam tentang kekayaan budaya di lingkungan sekitar sekolah kemudian ajak guru, siswa, orang tua, dan staf sekolah untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan tentang pentingnya menghargai keragaman.Bentuk tim kerja yang terdiri dari guru, siswa, dan orang tua untuk merencanakan dan melaksanakan program yang berhubungan dengan Kebhinekaan Global di Sekolah.Nilai-nilai pela gandong dan masohi yang menjunjung tinggi gotong royong, kebersamaan, dan toleransi sangat relevan dengan semangat kebhinekaan global serta Memfasilitasi proyek kerjasama dengan sekolah lain untuk meningkatkan pemahaman akan keberagaman budaya dan pentingnya saling menghormati.Penerapan nilai-nilai pela gandong dan masohi dalam bingkai kebhinekaan global di SMAN 21 Maluku Tengah dapat membentuk generasi muda yang memiliki rasa toleransi yang tinggi, mampu beradaptasi dengan lingkungan yang beragam, dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih damai. Dengan demikian, sekolah tidak hanya menjadi tempat untuk menuntut ilmu, tetapi juga menjadi wadah untuk membentuk karakter siswa menjadi warga negara global yang baik.
Â
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, setiap satuan Pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar yang Berkebhinekaan,dimana setiap siswa dapat , menghargai perbedaan, dan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang global.
Â
Jangan hanya menjadi penonton, jadilah bagian dari perubahan! Implementasikan nilai-nilai pela gandong dan masohi di sekolah Anda sekarang!
Sebagai ajakan bagi Sekolah lain yang Ingin merasakan kehangatan persaudaraan seperti keluarga besar di SMAN 21 Maluku Tengah? Mari kita lestarikan nilai-nilai Pela Gandong serta Masohi untuk dijadikan kehidupan yang harmonis bagaikan pelangi kehidupan di Sekolah. Mari kita bentuk kelompok belajar bersama yang menerapkan nilai-nilai Pela Gandong dan Masohi. Pernahkah Anda terpikirkan betapa kayanya warisan budaya kita? Nilai-nilai luhur seperti pela gandong dan masohi yang tumbuh subur di tanah Maluku adalah contoh nyata akan kekayaan budaya Indonesia. Nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan toleransi yang terkandung di dalamnya begitu relevan dengan tantangan global yang kita hadapi saat ini. Mari kita bersama-sama mengintegrasikan nilai-nilai pela gandong dan masohi ke dalam kurikulum sekolah kita. Dengan begitu, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya leluhur, tetapi juga mempersiapkan generasi muda menjadi warga negara global yang memiliki rasa toleransi yang tinggi, mampu beradaptasi dengan lingkungan yang beragam, dan berkontribusi dalam membangun dunia yang lebih damai.Dengan berbagi ilmu dan pengalaman, kita bisa saling memperkaya kearifan lokal yang sudah ada sejak dulu.Dengan berbagai cara tersebut, diharapkan nilai-nilai Pela Gandong dan Masohi dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.”Jangan hanya menjadi penonton, jadilah bagian dari perubahan! Implementasikan nilai-nilai pela gandong dan masohi di sekolah Anda sekarang! Ingin sekolahmu menjadi lebih harmonis dan berkarakter? Implementasikan nilai pela gandong dan masohi sekarang!
Â
Jadikan sekolah kita sebagai rumah bagi nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Bergabunglah dengan kami SMAN 21 Maluku Tengah.Melalui kegiatan kearifan lokal yang kami terapkan dapat diambil nilai-nilai karakter yang ada didalamnya dan juga bagi Sekolah lain dapat mencontohi praktik baik yang telah kita lakukan sehingga berdampak bagi peserta didik.
Â
Penulis : Idham Tehuayo – Guru SMAN 21 Maluku Tengah