Sembada Berbagai yang disingkat Sembagi, itulah rahasia Sleman. Ini merupakan ruang kolaborasi digital sebagai wadah berbagi yang menjadi fondasi lahirnya budaya baru Inovasi ini lahir dari komitmen Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman untuk memastikan karakter murid berkembang seiring kemampuan akademiknya.
Dua pekan setelah Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diumumkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah pada 27 Desember 2024, Sleman bergerak cepat. Dinas Pendidikan menerbitkan surat edaran untuk seluruh sekolah dasar. Isinya mengajak setiap satuan pendidikan menerapkan tujuh kebiasaan tersebut, melaksanakan Senam Anak Indonesia Hebat, dan melibatkan orang tua melalui jurnal pembiasaan di rumah. Berkas edaran itu diunggah ke Sembagi agar mudah diakses kepala sekolah, guru, dan pengawas kapan pun mereka membutuhkannya.
Didasari pemahaman bahwa penguatan karakter tidak bisa berjalan tanpa desain kurikulum yang memayunginya, program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diwajibkan masuk pada bagian kokurikuler dan diversifikasi kurikulum. Kepala sekolah mengunggah dokumen kurikulum masing-masing ke Sembagi sehingga seluruh sekolah dapat saling melihat, mempelajari, dan memodifikasi praktik baik yang sudah berjalan. Platform ini menjadi ruang kolaborasi yang efisien: bebas kertas, mudah dipantau, dan terbuka untuk saling menginspirasi. 
Hubungan sekolah dan keluarga diperkuat. Setiap satuan pendidikan diwajibkan menyelenggarakan kegiatan parenting sebagai forum komunikasi guru dan orang tua. Melalui pertemuan itu, kedua pihak berbagi cara memantau kebiasaan anak, saling melengkapi, dan menjaga kesinambungan antara apa yang diasuh di rumah serta di sekolah. Kepala sekolah kemudian membuat dokumentasi cerita praktik terbaik dan mengunggahnya ke Sembagi agar dapat dipelajari sekolah lain.
Selain penguatan kurikulum dan kolaborasi dengan keluarga, Dinas Pendidikan menyiapkan peningkatan kapasitas guru. Pada Maret 2025, Bimbingan Teknis Pembelajaran dan Asesmen digelar selama tiga hari dengan melibatkan 160 peserta dari 17 kapanewon. Guru-guru yang hadir berasal dari sekolah dengan capaian rapor pendidikan kategori kurang hingga baik, namun berada di peringkat tengah. Materi yang diberikan tidak hanya mencakup desain pembelajaran interaktif, konseling, literasi, numerasi,
serta pembelajaran sains dan teknologi, tetapi juga pemahaman mendalam mengenai Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Harapannya, para guru dapat melanjutkan materi ini melalui KKG di kecamatan masing-masing.
Pengenalan lingkungan sekolah untuk siswa baru pun dirancang sejalan dengan semangat tersebut. MPLS Tahun Ajaran 2025/2026 di Sleman mengangkat tema “MPLS Ramah”, dan memasukkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai salah satu materi inti. Ketentuan itu tertuang dalam surat edaran resmi yang kembali disebarkan melalui Sembagi.

Di luar aspek teknis pendidikan, Sleman menumbuhkan ekosistem pendukung yang mempermudah pembiasaan karakter. Sembagi menjadi pusatnya. Melalui platform ini, kepala sekolah dapat mengunggah kurikulum, program kokurikuler, serta implementasi diversifikasi potensi nasional yang juga menampung praktik 7 kebiasaan. Guru dan kepala sekolah dapat mengamati, meniru, serta memodifikasi contoh dari sekolah lain sebagai bentuk kolaborasi yang produktif.
Dinas Pendidikan juga menyiapkan media belajar yang menarik untuk anak. Komik 7 KAIH disusun dan diluncurkan pada 18 Maret 2025. Komik itu bercerita mengenai bagaimana murid menjalankan tujuh kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari bangun pagi hingga tidur tepat waktu. Komik tersebut tersedia bebas di Sembagi sehingga dapat dipakai guru di sekolah mana pun.

Upaya kolaboratif lain dilaksanakan melalui kegiatan bertajuk “Optimalisasi Implementasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” di SD Negeri Deresan Depok. Acara itu mempertemukan Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan DIY, BPMP DIY, serta Darma Wanita Kemendikdasmen. Rangkaian kegiatannya meliputi Senam Anak Indonesia Hebat, pameran media pembelajaran STEM, dan bincang santai bersama guru, kepala sekolah, orang tua, serta unsur pemerintah. Kolaborasi lintas lembaga ini memperlihatkan bahwa kebiasaan baik hanya bisa tumbuh jika semua pihak bergerak. Dinas Pendidikan tak lupa memasukkan kearifan lokal sebagai fondasi penguatan karakter. Program Pendidikan Khas Kejogjaan menjadi wadahnya. Salah satu bagian pentingnya adalah materi Ngajeni, yang mengajarkan unggah-ungguh, tata krama, serta sikap saling menghormati. Nilai-nilai ini melengkapi tujuh kebiasaan yang berjalan sejak pagi hingga malam, sehingga anak tumbuh bukan hanya disiplin, tetapi juga berbudaya. Dari proses yang terus bergerak inilah karakter kuat untuk generasi emas 2045 sedang dibangun di Sleman.
Yuk, lihat komik 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman: Baca di sini
Penulis: Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman

