Perkenalkan, saya Nickita Kiki Praditya, guru SLB Negeri 1 Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Saya mengajar peserta didik dengan hambatan penglihatan. Sesuai program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH) yang digagas Pak Menteri Abdul Mu’ti, sekolah kami menyelenggarakannya setelah peluncuran program tersebut.
Peserta didik hambatan penglihatan saya jelaskan tentang 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi bangun pagi, beribadah, rajin berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Biasanya, saya mengajak mereka menyanyikan 7 KAIH dengan menggubah lagu “Becak”. Peserta didik berkebutuhan khusus sangat senang dan antusias.
Saya juga membuat target impian menuju hebat dengan media “Caraku Jadi Anak Indonesia Hebat”. Desainnya saya buat menggunakan Canva, lalu saya cetak dengan kertas ukuran A3 dan saya modifikasi menggunakan huruf braille. Saya dan peserta didik berdiskusi mengenai cara yang akan dilakukan agar mereka mencapai target HEBAT sesuai 7 KAIH. Peserta didik menuliskan dalam braille, lalu dipajang di kelas sebagai motivasi. Saya juga berkolaborasi dengan orang tua melalui jurnal 7 KAIH agar terlaksana secara efektif. Setiap pagi saya menanyakan kepada peserta didik tentang 7 KAIH yang sudah mereka lakukan.
Senam Anak Indonesia Hebat (SAIH) juga selalu kami laksanakan sebelum pembelajaran dimulai, setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis di jurusan masing-masing, serta setiap hari Jumat bersama seluruh peserta didik berkebutuhan khusus yang berjumlah 285 orang.
Sejak peluncuran SAIH, saya merasa tertantang untuk membuat inovasi gerakan khusus bagi peserta didik hambatan penglihatan. Beberapa tantangan yang saya hadapi antara lain: mereka tidak mampu menirukan gerakan seperti pada contoh video, kesulitan mengikuti perpindahan gerakan yang cepat, serta tempo ketukan hitungan yang terlalu cepat berdasarkan asesmen.
Sebagai fasilitator PKG PJOK dan guru bagi peserta didik berkebutuhan khusus, saya berkolaborasi dengan rekan sejawat di jurusan tunanetra untuk memodifikasi SAIH sesuai kondisi peserta didik. Inovasi dan modifikasi yang kami lakukan antara lain:
- Membuat modifikasi gerakan sesuai asesmen peserta didik berkebutuhan khusus. Gerakan senam disesuaikan dengan gerakan yang mereka pahami, tetapi tetap mengacu pada contoh dari Kemendikdasmen, baik untuk tubuh bagian atas maupun bawah.
- Peserta didik hambatan penglihatan membuat sendiri ketukan hitungan senam sesuai gerakan yang mereka pahami.
- Memodifikasi penggunaan karpet sebagai landmark agar mereka tetap lurus menghadap depan dan tidak berubah arah.
- Menata letak pengeras suara tepat di depan peserta didik karena mereka cenderung menghadap ke arah sumber suara.
Proses latihan dan menghafal gerakan berlangsung selama tiga minggu pada Januari 2025, tepatnya awal semester II setelah peluncuran SAIH.
Penerapan 7 KAIH dan SAIH telah saya diseminasikan dalam Program Keswara BBGTK DIY dengan topik “Investasi Sehat melalui Senam Anak Indonesia Hebat: Kreativitas Tanpa Batas untuk Anak Disabilitas.” Harapannya, diseminasi ini dapat menginspirasi guru di Indonesia, khususnya guru untuk peserta didik berkebutuhan khusus, agar mampu menghadapi tantangan, berinovasi, dan mewujudkan 7 KAIH.
Dampak nyata penerapan 7 KAIH sangat terasa. Peserta didik yang saya ampu kini terbiasa bangun pagi dan tidak pernah meninggalkan salat subuh. Selain itu, salah satu peserta didik yang sebelumnya tidak mau makan sayur dan buah, kini menjadi gemar mengonsumsinya. Orang tua sangat senang dengan dampak positif ini karena berpengaruh juga pada kesehatan putranya.
Sebelum menerapkan 7 KAIH, dalam sebulan ia bisa sakit batuk, demam, atau pilek hingga dua kali. Sekarang, alhamdulillah, jarang sakit karena sudah gemar makan sayur dan buah. Walaupun mereka memiliki keterbatasan dalam melihat, hal itu dapat mereka lawan dan tepis melalui 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Semoga 7 KAIH semakin terwujud dan berdampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Cerita berBINAR bulan Agustus 2025 oleh: Nickita Kiki Praditya, guru SLB Negeri 1 Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta