Skip to content

Menemukan Bintang Terang Dalam Kehidupan di Sekolah yang Nyaman dan Bahagia Tanpa Perundungan SMP Islam Al Azhar 1

Lonjakan prestasi dapat diraih di sekolah yang bebas  

Bullying adalah salah satu dari tiga dosa besar dalam dunia pendidikan, yang mencakup pelanggaran serius terhadap hak-hak siswa untuk belajar dalam lingkungan yang aman dan suportif. Sebagai sebuah pelanggaran yang menghancurkan integritas dan kesejahteraan siswa, bullying harus ditangani dengan fokus dan perhatian khusus. Hanya dengan penanganan yang serius dan terstruktur, kita dapat mengurangi dampaknya dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh individu yang menjadi korban, tetapi juga berpengaruh pada masa depan generasi bangsa. Siswa yang menjadi korban bullying sering kali mengalami trauma psikologis yang mendalam, yang bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkembang secara akademis dan sosial. Dalam jangka panjang, efek ini dapat menghambat mereka dalam berkontribusi secara positif terhadap masyarakat, yang pada akhirnya merugikan perkembangan bangsa secara keseluruhan.

Sebagus apa pun kurikulum yang dirancang dan secanggih apapun fasilitas yang disediakan oleh sekolah, semuanya akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan penanganan kasus bullying yang sesuai. Ketika kasus bullying tidak ditangani dengan baik, suasana belajar akan tercemar, dan bahkan siswa yang paling berbakat sekalipun tidak akan mampu berkembang dalam lingkungan yang penuh dengan rasa takut dan ketidakamanan.

Untuk mengatasi persoalan bullying, sekolah perlu merancang dan mengimplementasikan program khusus yang fokus pada pencegahan, deteksi dini, dan penanganan bullying. Program ini harus melibatkan pelatihan bagi guru dan staf, edukasi bagi siswa, serta mekanisme pelaporan yang aman dan efektif. Dengan adanya program khusus ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua siswa.

Setiap murid memiliki potensi unik dan kemampuan yang beragam untuk mencapai prestasi dalam bidang mereka masing-masing. Namun, potensi ini hanya bisa berkembang jika mereka berada dalam lingkungan yang mendukung dan menghargai perbedaan. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan suasana yang inklusif dan bebas dari tekanan, di mana setiap siswa merasa aman untuk mengekspresikan diri dan berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.

Untuk mendorong perkembangan prestasi murid, sekolah harus menjadi tempat yang nyaman dan membahagiakan. Ini berarti menciptakan lingkungan yang aman secara fisik dan emosional, di mana siswa merasa dihargai, diterima, dan didukung. Ketika siswa merasa bahagia dan nyaman, mereka lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai prestasi maksimal mereka.

Sekolah yang ideal adalah sekolah yang bebas dari bullying, di mana semua bentuk perundungan dicegah dan ditangani dengan tepat. Untuk mencapai ini, sekolah harus dilengkapi dengan perangkat penanganan kasus bullying yang efektif, mulai dari kebijakan yang jelas, pelatihan bagi staf, hingga dukungan psikologis bagi korban. Dengan begitu, sekolah dapat menjadi tempat yang benar-benar mendukung perkembangan setiap siswa dan memfasilitasi pencapaian prestasi mereka.

 

Layanan pendampingan dan penanganan kasus SMP Islam Al Azhar 1

SMP Islam Al Azhar 1 sebagai sekolah yang telah terverifikasi LPLRA memiliki beberapa perangkat penanganan kasus yang disebut sebagai PERKASA (Penanganan Kasus Ramah Anak Sekolah Al Azhar). Perangkat tersebut terdiri dari:

 

1 Perangkat Penanganan Kasus yang Sesuai dengan Layanan Ramah Anak

  • Buku Tata Tertib: Berisi pasal-pasal yang diperlukan untuk murid dan telah disetujui serta disepakati oleh seluruh civitas akademika, bukan hanya dari sudut pandang guru melainkan kesepakatan dari murid. Sebagai bentuk kesepakatan yang dan disahkan pada saat raker dewan guru.
  • Buku POS (Prosedur Operasional Standar): Jika Buku Tata Tertib adalah hukum materil, maka Buku POS adalah hukum formil yang berisi tata cara yang harus dijalani jika terjadi pelanggaran terhadap pasal-pasal dalam Buku Tata Tertib.
  • Surat Pernyataan: Sebagai administrasi legal drafting yang digunakan dalam kesepakatan seluruh warga sekolah pada tahapan
  • Surat Perjanjian: Surat yang dibuat untuk menegaskan pelanggaran yang dilakukan oleh murid, disertai dengan berita acara yang menggambarkan kronologis kejadian.
  • Surat Peringatan: Administrasi yang digunakan saat murid melakukan pelanggaran yang tidak terbantahkan.
  • Administrasi Harian: Meliputi scan barcode kehadiran, surat izin keluar-masuk, dan format surat undangan yang seragam untuk pemanggilan orang tua dalam hal koordinasi.

2. Pendekatan Disiplin Positif dan Konvensi Hak Anak Pendekatan Disiplin Positif dan Konvensi Hak Anak diwujudkan melalui “Segitiga Restitusi”. Segitiga Restitusi adalah pendekatan holistik yang memperkuat penanganan kesalahan dan perilaku menantang yang ditunjukkan oleh murid. Dengan fokus pada pembelajaran, pertumbuhan, dan pemulihan, Segitiga Restitusi memberikan kerangka kerja bagi sekolah untuk menerapkan disiplin positif dengan cara yang menghormati kebutuhan individu murid sambil mempromosikan komunitas sekolah yang lebih inklusif dan mendukung.

 

  • Menstabilkan Identitas: Murid diajak untuk mengakui kesalahannya dalam suasana yang mendukung dan tidak menghakimi. Guru dan staf sekolah menggunakan komunikasi efektif, mendengarkan secara aktif, dan menunjukkan empati.
  • Validasi Kebutuhan: Murid didorong untuk memikirkan cara-cara untuk memperbaiki kesalahan mereka, seperti meminta maaf atau melakukan tindakan positif yang membantu memulihkan hubungan.
  • Menanyakan Keyakinan: Proses refleksi dilakukan agar murid dapat memikirkan tentang perilaku mereka dan mempertimbangkan pilihan serta konsekuensinya.
  • Penguatan Karakter dan Reintegrasi: Segitiga Restitusi bertujuan untuk mengatasi kesalahan dan memperkuat karakter murid, sekaligus memfasilitasi reintegrasi mereka ke dalam komunitas sekolah.

3. Program Pencegahan, Penanganan, dan Tindak Lanjut Program pencegahan, penanganan, dan tindak lanjut yang dijalankan oleh SMP Islam Al Azhar 1 mencakup:

  • Program Pencegahan: Seperti Program Roots Anti-Perundungan, Program Studi Orientasi Siswa Istimewa, dan Program Pelatihan Kedisiplinan berbasis militer.
  • Program Penanganan: Prosedur penanganan kasus berdasarkan perangkat administrasi yang sesuai dengan penanganan ramah anak.
  • Program Tindak Lanjut: Meliputi pendampingan dan pembinaan khusus yang melibatkan partisipasi murid setelah penanganan kasus selesai, tanpa hanya berakhir pada skorsing atau drop out.

Dalam Praktik baik ini kita fokuskan pembahasan pada pelaksanaan program Roots  sebagai program anti perundungan yang telah dijalani oleh SMP Islam Al Azhar 1 sejak tahun 2020  hingga saat ini. Dalam 3 tahun terakhir sudah ada 3 Angkatan Agen Perubahan yang dimiliki oleh SMP Islam Al Azhar.

Implementasi Program Roots SMP Islam Al Azhar 1         

Pelaksanaan Program Roots SMP Islam Al Azhar 1 telah menjalankan Program Roots sesuai dengan modul UNICEF yang disesuaikan dengan karakteristik civitas akademika Al Azhar. Modifikasi pada pelaksanaan Program Roots di sekolah dilakukan agar lebih efektif dalam membantu murid menemukan “Bintang Terang Kehidupan” mereka, meningkatkan prestasi dari minat dan bakat masing-masing murid dalam lingkungan sekolah yang nyaman dan bahagia tanpa perundungan. Berikut ini adalah tambahan program hasil evaluasi pelaksanaan program Roots 3 tahun terakhir di SMP Islam Al Azhar 1

 

 a. Kegiatan “What I Feel Like to Express”
Menambahkan setiap pertemuan modul dengan kegiatan “What I Feel Like to Express” merupakan bagian dari penanaman nilai bahwa selalu ada hal baik dari setiap peristiwa yang dialami. Kegiatan ini dirancang untuk menarik fokus, konsentrasi, dan juga kesiapan para agen perubahan dalam menerima materi modul Roots dengan baik. Mengingat kecenderungan agen di SMP Islam Al Azhar 1 yang sangat aktif, maka diperlukan apersepsi sebelum pelaksanaan program Roots. Situasi ini perlu menjelaskan pertanyaan seperti “Apa manfaat ini bagiku?” dan “Untuk apa ini aku lakukan?”
Adapun gambaran mengenai pelaksanaan “What I Feel Like to Express” adalah sebagai berikut:

    1. Menyiapkan kartu yang menggambarkan emosi yang dirasakan saat ini, seperti bahagia, sedih, marah, dan bingung.
    2. Secara bergantian, para agen menyampaikan perasaannya saat ini beserta cerita yang melatarbelakangi perasaan tersebut.
    3. Setelah menceritakan kejadian yang dialami, agen menyampaikan hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari kejadian tersebut.
    4. Secara tidak langsung, tercipta bonding di antara para agen, karena melalui cerita yang dibagikan, mereka saling mengenal satu sama lain.
    5. Fasilitator Guru (Fasgu) menciptakan suasana positif dari semua cerita yang disampaikan dan menanamkan nilai bahwa semua yang terlibat dalam program ini adalah orang baik yang ingin menciptakan kebaikan di lingkungan sekolah.

b. Menjadwalkan Pelaksanaan Program Secara Berkala dan Konsisten
Pelaksanaan program Roots dijadwalkan secara berkala dan konsisten dengan dua kali pertemuan dalam seminggu. Selama dua bulan, para agen akan menjalani program ini. Pertemuan dilaksanakan setiap hari Kamis mulai pukul 15.00 hingga 17.00, dan Sabtu pagi mulai pukul 09.00 hingga 11.30. Pendampingan yang konsisten ini menciptakan keseriusan dari semua agen dalam menjalani program Roots.

 

c. Melaksanakan Rootsday dengan Tambahan Kegiatan Talkshow
Rootsday diadakan dengan tambahan kegiatan talkshow yang memberikan edukasi lebih komprehensif tentang bullying. Rootsday menjadi ajang pertemuan antara orang tua murid (OTM), agen perubahan, serta semua siswa dan guru. Momentum ini sangat tepat untuk memberikan edukasi terkait perundungan. Tidak dapat dipungkiri, perundungan yang terjadi di sekitar sekolah seringkali diakibatkan oleh ketidaktahuan tentang bullying dan cara mengatasinya.

 

d. Menjadikan Para Agen sebagai Key Informan bagi Tim LP2RA
Para agen perubahan dijadikan key informan bagi Tim Layanan Penanganan dan Pencegahan Kasus Ramah Anak (LP2RA). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, program penanganan kasus di SMP Islam Al Azhar 1 dilengkapi dengan berbagai perangkat, salah satunya adalah perundungan. Key informan ini berperan sebagai perpanjangan tangan tim di kalangan siswa jika terjadi pelanggaran tata tertib atau kasus perundungan.

 

 

e. Memberikan Reward Tambahan bagi Para Agen
Para agen diberikan reward tambahan untuk meningkatkan semangat mereka dalam berperilaku lebih baik dan menjadi pribadi yang asertif. Reward ini meliputi kesempatan mengikuti berbagai lomba dan kegiatan positif di sekolah, tentunya dengan persetujuan dari para agen dan orang tua murid (OTM). Salah satu kegiatan tersebut adalah ASEP (Asian Student Exchange Program), kegiatan IMMERSION, dan Festival Misi Budaya FOLKLORE. Melalui berbagai program ini, para agen dan rekan-rekannya dapat menemukan keahlian dan prestasi dalam berbagai bidang, yang pada akhirnya mengantarkan mereka untuk menemukan bintang terang dalam kehidupannya.

 

Kerjasama dan Kolaborasi SMP Islam Al Azhar 1 dengan Stakeholder setempat dalam mengembangkan Program Roots

Dalam pelaksanaan praktik baik ini, kolaborasi telah dilakukan baik dalam lingkup internal sekolah maupun dengan lembaga di luar sekolah. Secara internal, para agen perubahan dijadikan key informan oleh Tim LP2RA (Tim Penanganan dan Pendampingan Kasus Ramah Anak) yang ada di sekolah. Hal ini mengasah kemampuan murid untuk lebih asertif, sesuai dengan pedoman yang telah dirancang.

Selain itu, kolaborasi juga dilakukan oleh SMP Islam Al Azhar 1 dengan Yayasan Al Azhar Pusat. Tim Fasilitator dari SMP Islam Al Azhar 1, yang diakomodasi oleh Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) YPI Al Azhar, merancang bimbingan teknis (bimtek) Roots yang akan diterapkan di seluruh sekolah Al Azhar. Dengan demikian, manfaat program ini dapat dirasakan oleh seluruh sekolah Al Azhar lainnya. Ini berarti program Roots di SMP Islam Al Azhar 1 mendapat dukungan penuh dari Yayasan, baik dari segi teknis pelaksanaannya maupun anggaran pembiayaan yang sepenuhnya ditanggung oleh Yayasan.

Kolaborasi juga dilakukan dengan UNICEF dalam proyek pembuatan film pendek tentang perundungan. Para agen perubahan berkesempatan menjadi pemeran dalam film pendek tersebut, bahkan melibatkan semua fasilitator guru. Proyek ini dilakukan pada Desember 2023.

Selain itu, kolaborasi juga dilakukan dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenppa). Agen perubahan SMP Islam Al Azhar berkesempatan menjadi narasumber terkait hak anak untuk tidak melakukan pernikahan dini dan melawan bullying pada November 2022 di Bundaran Senayan. Pengalaman ini memberikan pembelajaran langsung di lapangan yang dirasakan oleh para agen perubahan.

Kerja sama dengan Kemenppa juga dilakukan saat semua agen perubahan menampilkan materi pada Rootsday ke-3, yang bertepatan dengan momentum Pemberian Penghargaan LPLRA yang dilakukan oleh Kemenppa. Di sana, mereka menyuarakan bahwa berkarya jauh lebih baik daripada melakukan perundungan.

 

Dampak Implementasi Program Roots SMP Islam Al Azhar 1

Pelaksanaan program Roots di SMP Islam Al Azhar 1 memiliki dampak yang sangat positif bagi para agen perubahan, guru, dan juga komunitas sekolah. Para agen perubahan mendapatkan kesempatan untuk memahami bullying dan bertindak asertif dalam mengatasi bullying yang terjadi di sekitar mereka. Pengalaman yang mereka dapatkan memberikan pembelajaran yang sangat berharga, terutama dalam menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman. Selain itu, mereka juga berkesempatan mengikuti berbagai program yang difasilitasi oleh sekolah, sehingga mereka dapat menemukan minat dan bakat yang tepat. Dengan demikian, mereka dapat menemukan “bintang terang” dalam kehidupannya di lingkungan sekolah yang nyaman dan bebas dari perundungan.

Guru juga mendapatkan banyak edukasi tentang bullying, di mana kita tahu bahwa kemungkinan perundungan juga bisa dilakukan oleh guru. Edukasi tentang bullying yang diperoleh selama IHT Roots (In-House Training) berjalan cukup signifikan untuk menciptakan sekolah yang nyaman dan jauh dari perundungan. Jika pun ada perundungan atau kasus lainnya, sekolah sudah memiliki prosedur penanganan yang tepat.

Bagi komunitas, tidak dapat dipungkiri bahwa keaktifan SMP Islam Al Azhar 1 dalam melaksanakan program Roots secara konsisten membawa banyak dampak positif bagi institusi. Salah satu pencapaiannya adalah terverifikasinya SMP Islam Al Azhar 1 sebagai sekolah yang memiliki layanan penanganan kasus sesuai borang LP2RA oleh Kemenppa. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dinas pendidikan dan lembaga terkait terhadap aktifnya sekolah dalam menjalankan program Roots.

Selain itu, banyak prestasi yang muncul di sekolah, baik dari siswa maupun civitas akademika lainnya. Sekolah yang nyaman dan bahagia memungkinkan siswa dan gurunya untuk meraih banyak prestasi, serta menemukan “bintang terang” dalam kehidupan mereka.

 

Banyak persepsi menjadi Agen Perubahan berarti menjadi cupu

Tantangan muncul dalam proses sosiometri saat perekrutan para agen perubahan berlangsung. Sosiometri yang dilakukan mengadaptasi UREPORT, namun diubah menggunakan GF. Setelah nama-nama para agen diperoleh, nama tersebut dibawa ke dalam rapat yang dihadiri oleh wali kelas dan para guru. Setelah itu, kami mengundang para agen beserta orang tua mereka dalam agenda sosialisasi program Roots.

Awalnya, banyak agen dan orang tua yang tidak setuju untuk mengikuti program ini. Alasan yang sering muncul adalah kekhawatiran bahwa anak mereka akan dianggap sebagai “anak cepu yang culun” atau dikhawatirkan akan dimusuhi oleh teman-temannya. Sudut pandang ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami.

Solusi yang kami terapkan adalah dengan mengkomunikasikan program ini secara lebih lanjut, kemudian menawarkan kepada para agen poin reward yang akan mereka dapatkan selama menjalani program. Pelaksanaan program mengikuti SOP Murid Berprestasi, yang memberikan kesempatan bagi murid untuk mengikuti beberapa program tanpa seleksi lebih lanjut. Banyaknya hal positif yang ditawarkan membuat solusi ini cukup efektif.

Setelah menjalani program, banyak orang tua yang akhirnya sangat mengapresiasi, dan murid-murid merasa bahagia serta nyaman. Sering kali, setelah Rootsday dan program Roots selesai, mereka merindukan masa-masa pelaksanaan program yang penuh dengan kegiatan positif dan menyenangkan. Bahkan, tidak sedikit murid yang mengalami perubahan perilaku menjadi lebih baik.

 

Roots SMP Islam Al Azhar 1 membuat murid banjir prestasi

Program Roots sebagai program pencegahan perundungan sangat efektif dalam menekan angka perundungan di SMP Islam Al Azhar 1. Efektivitasnya mencapai lebih dari 30% dalam upaya pencegahan perundungan yang terjadi di sekolah. Meskipun perundungan masih ada dan belum sepenuhnya hilang, program ini telah membuat kondisi sekolah menjadi jauh lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa betah berlama-lama di sekolah.

Hal ini terjadi karena dampak perundungan di lingkungan sekolah memang sangat besar. Jika ada perundungan, maka sekolah tidak akan menjadi tempat yang nyaman bagi para penghuninya, yang pada akhirnya dapat menghambat prestasi siswa.

SMP Islam Al Azhar 1, melalui program Roots, berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dengan berbagai program yang disediakan. Sekolah memahami bahwa setiap anak memiliki potensi dan kemampuan unik dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, sekolah seharusnya mendukung berbagai macam kecerdasan murid dari berbagai kalangan. Dalam tiga tahun terakhir, sekolah telah mengalami peningkatan prestasi yang cukup signifikan, di antaranya:

Verifikasi LPLRA dari Kemenppa: SMP Islam Al Azhar 1 menjadi satu-satunya sekolah di Jakarta yang terverifikasi memiliki layanan penanganan kasus ramah anak dengan keterlibatan para agen perubahan.

Penghargaan Nasional: Kepala sekolah, guru, dan karyawan SMP Islam Al Azhar 1 dinobatkan sebagai sekolah yang memiliki dedikasi dan inspirasi secara nasional di kalangan Al Azhar se-Indonesia.

Prestasi Siswa: Siswa SMP Islam Al Azhar 1 telah meraih prestasi dalam berbagai bidang akademik dan non-akademik, seperti OSN, FLS2N, OSA, UKA, FELKA, National Student Competition, SIAM International Math and Science, serta berbagai kegiatan internasional seperti ASEP (Asian Student Exchange Program) di Taiwan, kegiatan IMMERSION di United Kingdom, dan Festival Misi Budaya FOLKLORE di beberapa negara Eropa.

Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa akan lebih berprestasi jika mereka merasa nyaman dan bahagia di sekolah, serta didukung oleh sarana dan program yang membantu mereka menemukan bakat dan minat yang sesuai. Mengantarkan siswa untuk menemukan “bintang terang” dalam kehidupannya tidak lepas dari upaya menciptakan kenyamanan dalam belajar di sekolah, yang salah satunya dicapai melalui penekanan perundungan dengan program Roots.

 

Yuk kita laksanakan program Roots ditempat masing – masing

SMP Islam Al Azhar 1 Sangat Merekomendasikan Program Roots Ini Sebagai Program Anti Perundungan yang cukup efektif agar dapat diberlakukan di setiap sekolah. Hal hal yang mungkin harus dipersiapkan adalah :

 

  1. Pembentukan Tim yang Solid yang terlebih dahulu mengikuti pelatihan sebagai fasgu.
  2. Mempersiapkan Formula Sosiometri yang mampu dilakukan oleh semua fasgu
  3. Mengadakan sosialisasi program sebelum pelaksanaan kepada OTM dan Juga Calon Agen Perubahan.
  4. Melaksanakan What I rel liku to e pres dan melanjutkan dengan pelaksanaan Modul
  5. Mengisi agenda Rootsday dengan Talkshow edukasi tentang bullying.

Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan bahagia merupakan salah satu upaya untuk mengantarkan para peserta didik menuju bintang terang kehidupannya. Sekolah yang aman, nyaman dan bahagia adalah sekolah yang bisa menekan dan mengatasi perundungan dengan baik. Sudahkah kita memiliki program tentang anti perundungan?… mari tekan perudungan dengan melaksanakan program Roots.

 

REFERENSI / SUMBER

 Artikel praktik baik ini murni perjalanan program Roots di SMP Islam Al Azhar 1 . Merupakan pelaksanaan berdasarkan evaluasi, modifikasi menyesuaikan dengan kebutuhan karakteristik peserta didik di sekolah. Pelaksanaan Roots yang dijalani SMP Islam Al Azhar tetap menggunakan modul Roots dari UNICEF yang sudah sesuai dengan kondisi SMP Islam Al Azhar 1.

 

Penulis: Windi Marhatus Sholiha – SMP Islam Al Azhar 1 Jakarta

wpChatIcon
wpChatIcon