Menciptakan Lingkungan Belajar yang Nyaman dan Bebas dari Perundungan di SMA Negeri 8 Manado

          Perundungan  atau yang sering disebut bullying, adalah masalah serius yang dapat merusak iklim pendidikan di sekolah. Dampaknya tidak hanya dialami  oleh korban, tetapi juga oleh seluruh komunitas sekolah,  baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang . Kemungkinan dampak yang akan terjadi seperti masalah kesehatan mental, depresi , kecemasan, tidak adanya rasa  aman dan stres, masalah fisik dan sosial, bahkan  mengalami perubahan perilaku negatif yang lebih drastis.

 Melalui Program Pencegahan Perundungan yang diinisiasi oleh Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi kerjasama dengan UNICEF , SMA Negeri 8 Manado mendapatkan kesempatan dan bantuan dana awal sebagai sekolah rujukan untuk menjalankan Program pencegahan ini. Dalam situasi pandemi covid – 19 , sekolah merespon baik atas program ini  dengan mengikutsertakan 2 orang guru dalam kegiatan bimbingan teknis yang dilatih menjadi Fasilitator guru selama 1 bulan. Mereka akan memfasilitasi dan mendampingi  30 siswa siswa  terpilih  yang akan dijadikan sebagai Agen Perubahan anti perundungan , dimana mereka merupakan  representasi siswa yang berkomitmen untuk menyebarkan pesan positif dan nilai-nilai kebaikan. Tentunya sekolah sangat merespon baik program  ini  dan berupaya dalam  meningkatkan  kesadaran akan pentingnya menciptakan suasana nyaman dan  lingkungan belajar yang aman.

SMA Negeri 8 Manado sebagai Sekolah Penggerak Angkatan 1 yang ada Sulawesi Utara,  telah memulai langkah-langkah konkret untuk mencegah dan mengatasi perundungan melalui Program Roots Indonesia Anti Perundungan.

Program ROOTS Anti Perundungan bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan bebas dari perundungan. Melalui pendidikan, kesadaran, dan dukungan, program ini akan membantu siswa memahami dampak perundungan, mengembangkan keterampilan untuk mencegah dan mengatasi perundungan, serta membangun hubungan yang positif dengan teman-teman sebayanya. Dengan demikian Artikel ini membahas  bagaimana  upaya dan langkah-langkah strategis yang dilakukan sekolah untuk  menciptakan lingkungan yang  aman, nyaman,  kondusif dan bebas dari perundungan, serta dampak positif yang dihasilkan melalui praktik baik  selama  program ini dijalankan.

 

Latar Belakang Sekolah dan Praktik Baik

 

  1. Latar belakang SMA Negeri 8 Manado

SMA Negeri 8 Manado merupakan salah satu sekolah menengah atas negeri yang berlokasi di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Sekolah ini memiliki sejarah yang panjang dalam mencetak lulusan-lulusan berkualitas. SMA Negeri 8 Manado dikenal sebagai sekolah yang memiliki reputasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik.Keadaan lingkungan sekitar SMA Negeri 8 Manado sangat mempengaruhi suasana belajar mengajar dan kehidupan siswa. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

Lingkungan Fisik: 

SMA Negeri 8 Manado  terletak di area  semi-perkotaan. Berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara. Lingkungan sekitar sekolah  berupa pemukiman penduduk,   pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum lainnya.

Infrastruktur: Ketersediaan fasilitas umum seperti jalan, transportasi, dan tempat rekreasi di sekitar sekolah dapat mempengaruhi aktivitas siswa di luar jam sekolah.

Kondisi bangunan: Kondisi fisik bangunan sekolah, seperti ruang kelas, aula,  laboratorium, perpustakaan  dan fasilitas olahraga, sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran.

Lingkungan hijau: Adanya ruang terbuka hijau di sekitar sekolah dapat memberikan suasana yang lebih segar dan nyaman bagi siswa. Luas lingkungan sekolah dan dikelilingi dengan pohon-pohon besar  dan tanaman lainnya  menjadikan sekolah  berwawasan lingkungan dan mendukung  sarana pembelajaran bagi siswa  dengan suasana alam dan terlindung dari panas terik.

Lingkungan Sosial:

Keragaman budaya: Manado merupakan kota yang kaya akan keberagaman budaya dan kemajemukan penduduknya. Hal ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran  yang unik bagi siswa dalam berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang, suku, ras, agama dan budaya.

Kondisi sosial ekonomi: Tingkat sosial ekonomi masyarakat di sekitar sekolah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dan akses mereka terhadap sumber daya pendidikan. Keberadaan siswa sebagian besar berada pada tingkatan ekonomi menengah kebawah. Letak sekolah yang berdekatan dengan perumahan berstandar  menengah kebawah dan dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) ikut juga mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga siswa. Adapun keadaan siswa yang memiliki latar belakang ekonomi diatas menengah lebih memilih sekolah swasta yang ada di perkotaan.

Interaksi dengan masyarakat: Sekolah selalu  membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar untuk menunjang program sekolah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pembelajaran. Sekolah selalu menjalin kerjasama  dalam membentuk komunitas yang diprakarsai bersama orangtua sebagai upaya mendukung program sekolah.

Lingkungan Alam:

Iklim tropis: Manado memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Kondisi iklim ini perlu diperhatikan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar di luar ruangan.

Potensi bencana alam: Sebagai wilayah yang rawan bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, sekolah perlu memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi situasi darurat. Sekolah bekerjasama dengan pihak terkait untuk membekali murid lewat sosialisasi dan pelatihan pencegahan dini dalam meminimalisir resiko yang akan terjadi nanti.

SMA Negeri 8 Manado, sama seperti dengan  sekolah lainnya, pasti memiliki tantangan dan potensi yang unik. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain:

  • Persaingan yang ketat: Persaingan untuk masuk ke perguruan tinggi semakin ketat, dan tuntutan lapangan pekerjaan yang semakin kompetitif, sehingga siswa dituntut untuk berprestasi lebih tinggi. Mengembangkan potensi diri terus dilakukan bukan hanya bagi siswa sendiri, akan tetapi terus diupayakan pengembangan diri bagi tenaga guru dan staf. Lewat kegiatan Workshop, Seminar, Lokakarya , MGMP dan Pelatihan lainnya baik secara daring maupun luring.
  • Perkembangan teknologi: Pesatnya perkembangan teknologi informasi menuntut sekolah untuk terus beradaptasi dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Sekolah terus mengembangkan pendidikan yang berbasis teknologi dengan memfasilitasi ruang Komputer , ketersediaan Wf, CCTV dan sarana penunjang lainnya.
  • Perubahan sosial budaya: Perubahan nilai dan norma sosial dapat mempengaruhi perilaku siswa dan interaksi mereka dengan lingkungan sekitar. Seiring dengan perkembangan jaman dan pengaruh penggunaan teknologi digital ikut memberikan dampak negatif terlebih khusus adanya perubahan perilaku dan karakter yang terlihat dalam kegiatan bermedia sosial. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pemberian pemahaman akan dampak negatif dalam penggunaan  teknologi dan ketika dalam berkomunikasi dalam media sosial.

Di sisi lain, SMA Negeri 8 Manado juga memiliki potensi yang besar untuk menjadi sekolah yang unggul. Semenjak menjadi sekolah penggerak di Tahun 2021, terjadi peningkatan  prestasi dan minat siswa untuk bersekolah . Terjadi peningkatan jumlah siswa  dalam kurun waktu 5 tahun.Dari 900 siswa  siswa  saat ini yaitu  1148. Dengan sumber daya manusia baik dari kepala sekolah  bersama guru , murid , staff, orangtua  bahkan daya dukung yang kuat  dari berbagai pihak, sekolah ini terus melakukan inovasi melalui implementasi kurikulum merdeka dalam  mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki watak dan karakter yang kuat serta  siap menghadapi tantangan masa depan. Terobosan dan inovasi baru terus dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai  pihak dan  selalu melakukan praktik baik ikut membawa peningkatan prestasi sekolah yang berdampak positif bagi pembelajaran murid maupun bagi kompetensi guru. Berbagai program dan kegiatan di sekolah dilakukan baik kegiatan Intrakurikuler, Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kognitif, membentuk kepribadian dan karakter serta mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada murid sesuai dengan kodratnya.

Program Roots Anti Perundungan merupakan  salah satu program yang sangat berdampak positif bagi warga sekolah. Dimana sebelum adanya program ini , banyak sekali terjadi  tindakan  perundungan dan kekerasan  di sekolah. Hal ini dikarenakan masih kurangnya   program  yang secara khusus membahas pencegahan tindakan perundungan bagi siswa. Tindakan perundungan seringkali disalahartikan baik bagi guru-guru bahkan bagi semua siswa. Kata makian dan canda gurau yang menyinggung dirasakan hanyalah sebuah kebiasaan saja  tanpa melihat dampaknya . Bahkan kata Perundungan atau Bullying  pada waktu  itu  masih terdengar asing  dan masih banyak orang yang belum paham apa arti dari  perundungan , bentuk perundungan, dampak yang ditimbulkan serta  bagaimana cara pencegahannya.  Tentunya apa yang disampaikan diatas  itu menjadi masalah yang sangat menghambat   kemajuan belajar siswa di sekolah. Akan tetapi setelah program ini dijalankan melalui kegiatan sosialisasi,  dimasukkan pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) , dan dimulai  pada  Tahun Pelajaran 2022/2023 Program Roots  dijadikan kegiatan Ekstrakurikuler yang melibatkan Agen Perubahan  dan siswa baru setiap tahunnya. Dengan demikian upaya dan usaha pencegahan yang dilakukan oleh sekolah secara nyata  terus dilakukan praktik baik ,  dapat meminimalisir perilaku perundungan dan kekerasan terjadi.

 

Praktik Baik Program Roots

SMA Negeri 8  manado   salah satu Sekolah Penggerak Angkatan 1 di Sulawesi Utara, menjadi salah satu sekolah sasaran Program Roots Indonesia, dengan mendapatkan bantuan dana  dari Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset dan Teknologi  untuk  mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, yang menekankan pada pengembangan pembentukan  karakter dan mewujudkan lingkungan belajar yang positif. 

Mengacu pada Permendikbud RI Nomor 46 Tahun 2023 tentang  (PPKSP) Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan ( Pengganti Permendikbud  No 82 Tahun 2015) , sejak tahun 2021  sekolah telah menjalankan program pencegahan perundungan sebagai bagian dari komitmen bersama warga sekolah, orangtua, masyarakat dan pemerintah  untuk menciptakan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua warga sekolah.

Diawali dengan Pelatihan Fasilitator  Guru Program Roots Indonesia Anti Perundungan  dalam kegiatan Bimbingan Teknis , merupakan awal dari pelaksanaan program ini dan kemudian dilanjutkan dengan pemilihan Agen Perubahan secara daring melalui LMS .Siswa-siswi yang terpilih mengikuti pelatihan dan bimbingan teknis melalui materi pada Modul-modul  pembelajaran , dalam rangka menjadikan  siswa-siswa terpilih yang memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan. Mereka merupakan representasi  suara bagi teman-teman sebaya mereka, menjadi contoh yang baik, dan aktif dalam menyebarkan pesan  dan perilaku dan budaya positif di sekolah. Program Pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah ini di kalangan teman sebaya, berfokus pada upaya membangun iklim lingkungan yang aman dan mengaktifkan peran murid sebagai Agen Perubahan.

Program ini juga diintegrasikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler resmi sekolah, yang setiap tahunnya merekrut siswa baru untuk dilatih dan dibekali pengetahuan serta keterampilan dalam pencegahan perundungan.

Sejak Agen Perubahan terbentuk melalui pelatihan dan bimbingan teknis selama 6 bulan, Sekolah dapat melaksanakan Roots day di awal  januari 2022 , sebagai perayaan dan deklarasi bersama semua warga sekolah dalam kesepakatan  bersama untuk mencegah dan menghentikan tindakan perundungan dan kekerasan. Kepengurusan Agen Perubahan dibentuk sebagai tindakan nyata dari tugas para agen perubahan selama menjalankan program ini. Terbentuknya  pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara , bahkan mereka menyiapkan 5 orang siswa sebagai Tim IT, yang  berfungsi menyediakan dan mengelola  akun Agen Perubahan Sekolah baik Facebook, Instagram , WA dan media sosial lainnya. Kepengurusan ini sangatlah penting dalam melakukan koordinasi dan menjalankan program ini. Karena dengan perkembangan zaman dan teknologi yang pesat. Awalnya banyak siswa yang tidak memahami bahkan banyak yang belum mengenal istilah Perundungan / Bullying serta bentuk dan dampak yang akan terjadi. Namun lewat media sosial mereka dapat  mempublikasikan dan penyampaian pesan-pesan positif  tentang tujuan dari program roots. Kampanye melalui  media sosial dengan  poster-poster menarik yang didesain secara kreatif . Merekapun menempelkan selebaran pesan berupa poster  di ruang kelas, kantin dan perpustakaan. Meskipun pada waktu itu  pembelajaran dilakukan secara daring, dan hanya memungkinkan kehadiran 50 orang di sekolah, Agen Perubahan terus melakukan kampanye sebagai media sosialisasi dan pengenalan  program Roots bagi warga sekolah.  Dan seiring dengan berkurangnya pembatasan pemberlakuan penanganan covid-19 , Pembelajaran secara luring  diaktifkan kembali  meskipun pembelajaran dilakukan dalam 2 sesi masuk waktu pagi dan siang. Pemberlakuan pembelajaran tatap muka  ini sangat memotivasi para agen perubahan untuk segera melakukan praktik baik secara tatap muka dengan  menyampaikan secara langsung tujuan dari program yang mereka ikuti. Aksi nyata yang telah dilakukan agen perubahan ternyata memberikan respon positif bagi sekolah-sekolah lain dan masyarakat. Terlihat dengan permintaan sekolah lain untuk dapat berpraktik baik di sekolah mereka sebagai sekolah pendamping dalam program pencegahan perundungan. Bahkan sekolah mendapat kunjungan  dari media massa  baik cetak maupun tv dan media online untuk meliput Praktik Baik dari Agen Perubahan.

Semangat dan Antusias dari para Agen Perubahan dan kolaborasi sekolah selama melakukan praktik baik, ternyata  dapat memberikan perubahan yang berarti dalam upaya pencegahan perundungan di sekolah-sekolah. Sehingga tanpa disadari pada penghujung tahun 2022, SMA Negeri 8 Manado diberikan Apresiasi oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam hal ini Pusat Penguatan Karakter, sebagai penerima penghargaan kategori Instansi Inspiratif Cerdas Berkarakter Anti Perundungan .

Tentunya dengan apresiasi yang diberikan ini , Program Roots sebagai program pencegahan perundungan di sekolah  tidak akan berhenti disini  , akan tetapi terus memberikan semangat dan motivasi pada cakupan yang lebih luas lagi bagi seluruh warga sekolah.

Hal ini bisa dibuktikan  dengan adanya keterlibatan aktif para agen perubahan dan fasilitator guru terus mengembangkan kreativitas dan kemandirian  Agen Perubahan  melalui kegiatan baru seperti : Roots Camp dan Komunitas Agen Perubahan.

TUJUAN PROGRAM ROOTS

Tujuan utama dari Program Roots Indonesia Anti Perundungan  SMAN 8 Manado  sebagai berikut :

  1. Mencegah dan menghentikan segala bentuk perundungan terjadi di lingkungan sekolah.
  2. Meningkatkan sikap kedisiplinan positif, keterampilan dan kepemimpinan murid untuk melaksanakan perilaku hidup toleran, saling menghargai, tidak melakukan perundungan dan kekerasan.
  3. Meningkatkan peran pelajar dengan membentuk Agen Perubahan sebagai Pelaku dalam menyebarkan pesan positif, dan aktif terlibat dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus perundungan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
  4. Menciptakan budaya sekolah yang positif, di mana setiap siswa merasa aman dan dihargai.
  5. Meningkatkan mutu pendidikan yang tercermin pada prestasi murid baik akademik maupun non akademik
  6. Metode atau Strategi

Program ini menggunakan beberapa metode dan strategi untuk mencapai tujuannya:

  • Edukasi dan Sosialisasi

Sekolah melaksanakan program edukasi bagi semua warga sekolah  melalui Fasilitator yang telah ada dan juga dibantu oleh pihak-pihak yang terkait  dalam menyatukan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan perundungan dan tindakan kekerasan yang  menyentuh semua aspek perundungan, dimulai  dari definisi, bentuk-bentuk perundungan, dampak yang akan terjadi, hingga bagaimana  cara mencegah dan mengatasi. Kegiatan ini terus dilakukan secara terus menerus dan kolaboratif baik di dalam kegiatan Intrakurikuler , Ko-Kurikuler dan juga Ekstrakurikuler.

  • Sekolah menyusun  program yang saling berkolaborasi dengan kegiatan ekstrakurikuler

Melalui kebijakan pimpinan sekolah , program Roots selalu dilibatkan pada kegiatan ekstrakurikuler  dengan segala keberagaman yang ada, sebagai kegiatan Ekstrakurikuler yang positif untuk menyalurkan bakat dan minat murid dalam memperkuat  hubungan yang sehat dan nyaman. Bahkan Program Roots Anti Perundungan  sudah dijadikan sebagai salah satu kegiatan Ekstrakurikuler yang dilakukan 1-2 kali pertemuan dalam sebulan. Tentunya kegiatan ini juga didukung dengan penganggaran dari Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

  • Berkolaborasi dengan berbagai pihak

Kolaborasi   bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang inklusif, di mana semua siswa merasa dihargai dan didukung. Selain itu juga  kolaborasi membantu membangun komunitas yang kuat , dimana siswa saling belajar mendukung satu sama lainnya.

Sekolah merasakan pentingnya    keterlibatan berbagai pihak , termasuk orang tua, masyarakat, dan pemerintah , sebagai upaya menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi murid .  Tanpa dukungan dari berbagai pihak tentunya program yang dijalankan tidak akan maksimal dan akan menghambat ketercapaian tujuan sebagai  pencegahan dan  penanganan perundungan yang terjadi di sekolah. Kolaborasi yang baik  akan memberikan  dampak yang sangat signifikan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi anak-anak

  • Sosialisasi untuk Siswa Baru:

Setiap tahun, selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), siswa baru diperkenalkan dengan Program Roots  pencegahan perundungan.  Sebagai  aksi nyata di akhir kegiatan , siswa diberikan tantangan untuk mengkampanyekan pesan-pesan  positif yang berhubungan  dengan pemahaman apa itu perundungan atau Bullying.  Pesan-pesan disampaikan dalam bentuk poster-poster digital dengan memuat tema pencegahan perundungan, mereka mendesain sesuai dengan keinginan dan kreativitas masing-masing siswa,  yang kemudian dibagikan di media sosial masing-masing. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan perundungan mulai dari kelas 10.

  • Pembentukan Agen Perubahan Anti Perundungan
    Setiap tahunnya, Sekolah merasa perlu meregenerasikan para siswa menjadi agen perubahan guna keberlanjutan akan program Roots. Siswa-siswi dipilih melalui keterwakilan  tiap kelas , diikutsertakan dan dilatih menjadi Agen Perubahan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Roots. Yang menjadi  panitia dalam kegiatan ini adalah Agen Perubahan yang sudah mendapatkan sertifikat beserta Fasilitator Guru, BK dan Wali kelas. Agen Perubahan ini kemudian bertugas untuk mempromosikan perilaku positif dan membantu mencegah perundungan di sekolah.
  • Sosialisasi ke Sekolah-Sekolah Lain:
    SMA Negeri 8 Manado juga aktif melakukan sosialisasi pencegahan perundungan ke sekolah-sekolah lain yang ada di wilayah sekitar. Sosialisasi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jaringan kerjasama. Hal ini dipandang penting membangun komunitas yang sehat dengan bertukar pengetahuan dan pengalaman, Kolaborasi  projek, memberikan motivasi dan inspirasi serta membangun citra positif sekolah.  Disini  Agen Perubahan yang telah dilatih menjadi duta dalam kegiatan ini, dan ikut serta  berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mencegah perundungan.

 

  • Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Sosialisasi dan Program edukasi yang  komprehensif bagi   semua warga sekolah mengenai pengertian perundungan, jenis-jenisnya, dampaknya dan cara mencegah melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah melakukan suatu strategi lewat pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman nyata siswa  dalam menyelesaikan projek yang relevan dengan kehidupan disekolah dan dimana saja. Dengan dasar inilah sekolah memasukkan  Program Pencegahan perundungan dan kekerasan dalam pemilihan tema projek. Maka diambil suatu tema yang saling berkaitan yaitu Bangunlah jiwa ragamu yang termasuk pada dimensi Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia.

  • Pembentukan Tim PPKSP

Dengan munculnya Permendikbud Ristek yang  baru no 46  Tahun 2023, Sekolah langsung membentuk Tim  Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Satuan Pendidikan (PPKSP)  yang melibatkan Pimpinan Sekolah, BK, Guru  dan Orang tua yang akan menentukan kebijakan, menjalankan program, koordinasi dengan berbagai pihak serta evaluasi terkait upaya pencegahan dan penanganan kekerasan  di satuan pendidikan

 

Pelaksanaan Program
         
Program ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal

  • Orangtua Siswa:
    Orangtua dilibatkan dalam proses pembentukan Agen Perubahan, dengan harapan mereka dapat memberikan dukungan moral kepada anak-anak mereka yang terlibat dalam program ini. Pada awal program roots dijalankan, Agen Perubahan di sodorkan surat rekomendasi dari orang tua, sebagai bukti nyata dukungan keterlibatan bagi anaknya. Pada Awal Tahun Pelajaran yang baru, Sosialisasi kepada orang tua selalu dilakukan melalui rapat bersama orangtua yang bertujuan  untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya peran keluarga dalam mendukung upaya pencegahan perundungan yang akan dilakukan oleh sekolah. Orangtua dilibatkan dalam forum komunikasi lewat grup wa yang dinamakan “ Komunitas Mapalus “ . Melalui komunitas Mapalus ini akan memudahkan koordinasi oleh orang tua dan  masing-masing wali kelas dan pimpinan sekolah sebagai wadah penyampaian informasi yang berhubungan dengan program sekolah.
  • Kepala Sekolah:
    Kepala Sekolah memainkan peran kunci dalam menggerakkan seluruh komunitas sekolah, termasuk guru dan staf, untuk berpartisipasi aktif dalam sosialisasi dan implementasi program pencegahan perundungan. Dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah, program ini dapat berjalan dengan lebih efektif. Hal ini sangat jelas terlihat dengan disediakannya alokasi dana melalui Dana Bantuan Operasional Sekolah. Tentunya dengan memiliki latar belakang Sebagai guru BK, Kepala Sekolah kami sadar betul bahwa Tujuan Pembelajaran tidak akan optimal apabila praktek-praktek perundungan masih terus terjadi, tanpa tindakan yang nyata untuk mencegah dan menanganinya.
  • Guru

Guru memiliki peran yang sangat krusial dalam pencegahan dan penanganan kasus perundungan di sekolah. Mereka berada di garis depan dalam mengamati perilaku siswa, membangun hubungan yang positif, dan menciptakan lingkungan belajar yang aman.  Disini guru berupaya menciptakan suasana kelas yang Positif dengan membangun kelas yang inklusif, menghormati perbedaan, dan mendorong kerja sama tim dapat mengurangi peluang terjadinya perundungan. Mengajarkan keterampilan sosial, guru membekali murid  dengan keterampilan komunikasi yang efektif, empati, dan penyelesaian konflik secara damai dapat membantu mencegah perundungan. Pada proses pembelajaran di kelas,  guru berupaya  dapat membangun hubungan yang positif dengan murid, keterbukaan dan mendengarkan  dengan menunjukkan kepeduliaan serta menjalankan nilai-nilai positif , seperti : Empati, toleransi, kerjasama, tanggung jawab , bahkan bersama dengan murid lewat musyawarah membuat suatu aturan yang jelas , mudah dipahami, dan konsisten agar supaya mereka memiliki rasa tanggung jawab atas aturan tersebut.

Selain itu juga guru  dilatih agar supaya mereka  mengenali tanda-tanda perundungan dan bagaimana menanganinya dengan tepat. Mereka juga menjadi mentor bagi Agen Perubahan, membantu mereka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan peran mereka.

  • Siswa:

Siswa yang menjadi Agen Perubahan dilatih untuk menjadi role model bagi teman-teman mereka, dengan mempromosikan perilaku positif dan menolak segala bentuk perundungan. Mereka juga berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan praktik baik yang dilakukan di sekolah sendiri juga di sekolah-sekolah lainnya yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan menyenangkan.

–    Program Roots dijadikan  kegiatan ekstrakurikuler  yang positif dengan mengembangkan kreativitas agen perubahan dan siswa dalam membangun rasa kebersamaan dan menjalin hubungan sehat. Kegiatan ini dilakukan  1-2 x dalam sebulan. Pada pelaksanaan kegiatan ini Agen Perubahan menyusun Program-program kegiatan yang dikolaborasikan dengan ekskul lainnya. Misalnya : Pada kegiatan Ekskul Paskibra, mereka ikut juga terlibat untuk menyampaikan hal-hal penting dalam upaya pencegahan perundungan. Selain itu juga mereka mengembangkan kemampuan diri lewat mendesain poster, menulis puisi, latihan menyanyi lewat gerak dan lagu yang bertemakan anti perundungan serta melakukan diskusi bersama sebagai bahan evaluasi dari pelaksanaan program.

 

–    Pelaksanaan Bimbingan Teknis melalui kegiatan  ROOTS CAMP  .

 

Roots camp ini pertama kali dilakukan pada Tahun 2023 di bulan September. Awalnya kegiatan ini muncul dari ide murid serta untuk menarik minat siswa baru menjadi Agen Perubahan. Dengan ide yang mereka sampaikan , maka pimpinan sekolah merespon baik atas keinginan mereka sebagai suatu inovasi baru pembelajaran yang berpihak pada murid. Bahkan dari Pimpinan Sekolah langsung melakukan perubahan anggaran dana bantuan operasional sekolah untuk menunjang kegiatan ini.

Program Roots Camp ini merupakan kegiatan lanjutan yang  dilakukan diluar sekolah dalam bentuk camping. Program ini dilakukan dalam pembentukan Agen Perubahan Anti Perundungan yang baru secara khusus bagi Siswa baru . Kegiatan ini termasuk dalam kegiatan Ekstrakurikuler melatih Siswa-siswa yang merupakan keterwakilan dari semua kelas untuk diikutsertakan dalam kegiatan bimbingan teknis untuk membentuk mereka menjadi Agen Perubahan Anti Perundungan, yang nantinya mereka akan bertugas untuk menyebarkan perilaku-perilaku positif dalam pencegahan tindakan perundungan bagi sesama teman sejawat disekolah dan dilingkungan dimana mereka berada. Tujuan dari Program ini :

  1. Meningkatkan sikap kedisiplinan positif, keterampilan, dan kemampuan peserta didik untuk melaksanakan perilaku hidup toleran saling menghargai, tidak melakukan perundungan dan kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik.
  2. Meningkatkan mutu pendidikan yang tercermin pada prestasi peserta didik baik akademik maupun non akademik.
  3. Meningkatkan peran pelajar dengan membentuk agen perubahan dalam pencegahan dan penanganan perundungan serta kekerasan di lingkungan Satuan Pendidikan.
  4. Membentuk kepemimpinan murid yang berdampak positif bagi bagi orang.
  5. Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bebas dari perundungan dan kekerasan.

Gambaran Umum Program ini dimana :

  • Program Roots camp ini dilakukan 1 tahun sekali setelah Tahun Ajaran yang baru selama 2 hari, dalam bentuk kemah bersama peserta , panitia dan didampingi oleh wali kelas 10.
  • Peserta dikhususkan bagi siswa kelas 10 dan panitianya adalah Agen Perubahan yang sudah ada , atau siswa kelas 11 dan 12, Fasilitator Guru, Guru BK , serta guru pendamping.
  • Kegiatan ini dilakukan di luar sekolah , dengan memilih alam terbuka yang dapat menunjang kegiatan bimbingan teknis .
  • Selama 2 hari Agen Perubahan dibekali sebanyak 10 Modul yang memuat materi-materi sebagai berikut :
  • Meningkatkan rasa percaya dalam kelompok sebaya
  • Mengenal Bullying
  • Kepemimpinan dan Komunikasi Efektif
  • Melihat perspektif yang berbeda dan membangun hubungan yang sehat
  • Memberikan respon terhadap konflik
  • Membuat perubahan perilaku secara positif
  • Mengembangkan rekomendasi kebijakan sekolah pencegahan kekerasan
  • Mengembangkan mempraktekkan permainan peran berdasarkan observasi siswa terhadap perilaku bullying di sekolah
  • Membuat aksi yang melibatkan seluruh siswa
  • Materi disampaikan oleh Fasilitator Nasional dan Fasilitator guru Program Roots yang sudah dibekali oleh Puspeka.
  • Program ini dirancang dengan kreatif dan mengembangkan kemampuan murid melalui aktivitas yang ada pada setiap modul , sehingga mereka sangat semangat dan tidak bosan selama mengikuti sesi materi
  • Diakhir materi peserta ditantang dengan kegiatan outbond , untuk menjalin kerjasama , keakraban dan membangun kolaborasi yang sehat .

Adapun Program Roots ini sudah dianggarkan setiap tahunnya . Dan untuk pelaksanaan Roots Camp  rencananya akhir bulan september 2024 sudah terbentuk panitianya dan telah terdata peserta mencapai 100 siswa.

 Kolaborasi dengan pihak eksternal

Kolaborasi dengan pihak eksternal menjadi salah satu kunci keberhasilan program ini. SMA Negeri 8 Manado menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dan organisasi untuk memperkuat pelaksanaan program Roots Indonesia Anti Perundungan, di antaranya:

  • Universitas Negeri Manado:
    Universitas ini melibatkan SMA Negeri 8 Manado dalam penerapan Praktik Baik bersama Fasilitator dan Agen Perubahan pada  kegiatan sosialisasi pencegahan perundungan di Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Selatan, memberikan dukungan akademis dan sumber daya untuk memperluas jangkauan program.  Kegiatan yang dihadiri oleh sebagian besar Kepala-kepala Sekolah yang ada di SMA dan SMK Kabupaten  Minahasa Selatan.
  • Sekolah-Sekolah di Manado dan Tomohon:
    Adapun bentuk kolaborasi yang dilakukan :
    SMA Negeri 1 Tomohon : Di Bulan September 2023  Bersama Fasilitator Nasional , Fasilitator guru dan Agen Perubahan SMAN 8 Manado , melakukan Pendampingan pada kegiatan Bimbingan Teknis terhadap Guru-guru dan  kemudian pada siswa sebagai agen perubahan selama 3 hari dan   sampai pada persiapan dan perayaan Rootsday .
    SMP PGRI 4 Manado : 2 Guru Fasilitator bersama 6 siswa Agen Perubahan melakukan pendampingan dan ikut dalam  Rootsday. SMA Negeri 10 Manado dan SMA Negeri 2 Manado  berkolaborasi dengan SMA Negeri 8 Manado dalam mengadakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan, yang memungkinkan pertukaran praktik baik dan pengalaman antara sekolah.

  • LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) Kelas II Tomohon:
    Lewat Program dari Fasilitator Nasional, Agen Perubahan SMAN 8 Manado dipercayakan melakukan praktik baik bersama dengan mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Negeri Manado  lewat Bimbingan Teknis Pencegahan  dan penanganan kekerasan  pada agen perubahan Siswa SMA di Lembaga Pembinaan Khusus Anak . Kegiatan ini pula bertujuan  memberikan pembinaan sebagai upaya pembentukan karakter kepada siswa SMA, serta membentuk individu yang lebih baik dan mampu berintegrasi kembali di masyarakat serta  memberikan pemahaman kepada mereka bagaimana membangun hubungan yang sehat, meningkatkan kemandirian dan membangun kepercayaan diri serta bagaimana mencegah agar supaya tidak lagi terjerat dalam tindakan yang salah.
  • Kolaborasi dengan Kepolisian, Puskesmas dan Organisasi sosial
    Pihak sekolah bekerjasama dengan kepolisian melakukan kegiatan sosialisasi lewat pembinaan pada waktu upacara bendera  dan pada kegiatan lainnya. Bahkan selalu merespon cepat atas setiap pelaporan tindakan kekerasan yang lebih berbahaya . Begitu juga dengan Puskesmas setempat dan Organisasi lainnya. 

Manfaat dari kolaborasi ini sangat dirasakan oleh seluruh pihak yang terlibat. Tidak hanya memperkuat pelaksanaan program di SMA Negeri 8 Manado, tetapi juga menciptakan jaringan dukungan yang lebih luas lagi  di antara sekolah-sekolah dan komunitas pendidikan di wilayah tersebut.

 

Hasil atau Dampak

Sejak program Roots Indonesia Anti Perundungan diterapkan, SMA Negeri 8 Manado telah mencatat berbagai dampak positif yang signifikan, antara lain:

  • Penurunan Kasus Perundungan:
    Data internal sekolah menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah kasus perundungan sejak program ini dijalankan. Ini menunjukkan efektivitas dari intervensi yang dilakukan.
  • Peningkatan Keterlibatan Siswa:
    Partisipasi siswa dalam kegiatan sekolah meningkat, terutama dalam kegiatan yang berkaitan dengan promosi perilaku positif dan pencegahan perundungan. Siswa merasa lebih aman dan termotivasi untuk terlibat aktif dalam kehidupan sekolah.

Contoh :

– Peningkatan Prestasi siswa dalam bidang akademik  dan non akademik.

– Banyak siswa yang ingin terlibat menjadi agen perubahan

– Siswa lebih berani bersuara dan lebih percaya diri  ketika melihat perilaku perundungan baik yang dilakukan oleh siswa maupun guru.

  • Penghargaan dari Kemendikbud Ristek:
    Pengakuan sebagai Instansi Inspiratif Cerdas Berkarakter Anti Perundungan dari Pusat Penguatan Karakter Kemdikbud Ristek menjadi bukti konkret bahwa program ini tidak hanya berhasil di tingkat sekolah, tetapi juga diakui di tingkat nasional.
  • Menjadi sekolah rujukan bagi sekolah lain dalam pendampingan program roots anti perundungan
  • Meningkatnya minat siswa untuk bersekolah di SMAN 8 Manado dalam 3 tahun terakhir.

Tantangan dan Solusi

Meski pada pelaksanaannya terlihat baik , namun program ini tidak bebas dari tantangan. Beberapa hambatan yang dihadapi SMA Negeri 8 Manado meliputi:

  • Resistensi dari Siswa:
    Tidak semua siswa menerima perubahan dengan mudah. Beberapa siswa menunjukkan resistensi terhadap program ini, baik karena kurangnya pemahaman atau pengaruh dari lingkungan luar sekolah.
  • Kurangnya Dukungan Awal dari Orangtua:
    Pada awalnya, tidak semua orangtua mendukung penuh program ini, karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran mereka dalam pencegahan perundungan.

Untuk mengatasi tantangan ini, SMA Negeri 8 Manado melakukan pendekatan yang lebih personal kepada siswa dan orangtua. Pendekatan ini melibatkan diskusi terbuka untuk memberikan pemahaman tentang dampak negatif perundungan  dan pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

 

Kesimpulan

Program Roots Indonesia Anti Perundungan di SMA Negeri 8 Manado merupakan  contoh praktik baik yang menunjukkan bahwa menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan bebas dari perundungan adalah mungkin dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat. Program ini tidak hanya berhasil menciptakan perubahan positif di lingkungan sekolah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan program serupa. Dengan pendekatan yang terstruktur, melibatkan berbagai pihak, dan berfokus pada pengembangan karakter siswa, program ini layak dicontoh dan diadaptasi oleh sekolah lain yang ingin menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.


Rekomendasi

Bagi sekolah atau guru lain yang tertarik untuk menerapkan program pencegahan perundungan, langkah-langkah berikut dapat diambil:

  1. Mulailah dengan Sosialisasi:

Lakukan sosialisasi intensif kepada seluruh warga sekolah, termasuk siswa, guru, staf, dan orang tua, tentang pentingnya pencegahan perundungan.

  1. Libatkan Semua Pihak:
    Pastikan bahwa seluruh komunitas sekolah, termasuk pihak eksternal seperti institusi pendidikan dan organisasi masyarakat, terlibat aktif dalam pelaksanaan program.
  2. Bentuk Tim atau Agen Perubahan:
    Rekrut siswa-siswi yang siap menjadi role model dan Agen Perubahan. Latih mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencegah dan mengatasi perundungan.
  3. Melaksanakan kegiatan bimtek yang dilakukan dalam bentuk kemah roots yang bertujuan menjalin keakraban dan membangun suasana yang lebih menyenangkan.
  4. Monitor dan Evaluasi Secara Berkala:
    Lakukan pemantauan dan evaluasi program secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Ajakan atau Panggilan Aksi

Perundungan adalah masalah yang harus dihadapi bersama. Mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan dengan menerapkan program pencegahan yang efektif. Apakah sekolah Anda sudah siap untuk berubah?

“ Hentikan Bullying dan bersama kita buat bumi ini tersenyum’

 

Penulis: Tiny Ervina Emilia Kalempouw – SMAN 8 Manado

wpChatIcon
wpChatIcon