Skip to content

Penguatan Karakter

Peran Strategis Perempuan dalam Mewujudkan Toleransi dan Kedamaian “Berdaya Hadapi Batasan”

Jakarta, 28 Juni 2024 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Pusat Penguatan Karakter bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) menyelenggarakan Gelar Wicara yang bertajuk “Berdaya Hadapi Batasan”, pada Kamis (27/6). Gelar Wicara ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki peran strategis dalam mewujudkan kebinekaan global, toleransi dan kedamaian.

Peran Strategis Perempuan dalam Mewujudkan Toleransi dan Kedamaian “Berdaya Hadapi Batasan” Read More »

Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek Gelar Sosialisasi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkotika melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Provinsi Aceh

Kabupaten Aceh Besar, 25 Juni 2024 – Dalam upaya mendukung Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (RAN P4GN), Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkotika melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Ekosistem Pendidikan.

Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek Gelar Sosialisasi Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkotika melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Provinsi Aceh Read More »

Bersama Atasi Perundungan, Pusat Penguatan Karakter Gelar Peningkatan Kapasitas Program Pencegahan Perundungan di Kabupaten Cianjur

Cianjur, 13 Juni 2024. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) bekerjasama dengan UNICEF Indonesia menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Program Pencegahan Perundungan di Satuan Pendidikann untuk pertama kalinya di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Pertanian di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hal ini dilakukan tentunya dalam upaya menciptakan

Bersama Atasi Perundungan, Pusat Penguatan Karakter Gelar Peningkatan Kapasitas Program Pencegahan Perundungan di Kabupaten Cianjur Read More »

Masifkan Gerakan Pencegahan Perundungan, Pusat Penguatan Karakter Adakan Peningkatan Kapasitas di NTB

Mataram, 6 Juni 2024. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi semua warga, terutama di lingkungan Pendidikan, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), UNICEF Indonesia bersama Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan Peningkatan Kapasitas Program Pencegahan Perundungan di Satuan Pendidikan pada tanggal 6–8 Juni 2024.

Masifkan Gerakan Pencegahan Perundungan, Pusat Penguatan Karakter Adakan Peningkatan Kapasitas di NTB Read More »

Wujudkan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Ramah Melalui Kolaborasi Pusat Penguatan Karakter dengan Dinas Pendidikan Kota Manado

Manado-Pusat Penguatan Karakter. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi semua warga, terutama di lingkungan Pendidikan, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), UNICEF Indonesia berkolaboroasi dengan Dinas Pendidikan Kota Manado, dan Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Program Pencegahan Perundungan di Satuan Pendidikan, pada tanggal 30-31 Mei 2024.

Acara yang berlangsung di Kantor BPMP Provinsi Sulawesi Utara, Manado, bertujuan untuk memberikan pemahaman serta keterampilan praktis kepada tenaga pendidik dalam upaya mencegah perundungan (bullying) di lingkungan sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dalam mendukung proses belajar mengajar.

Wujudkan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Ramah Melalui Kolaborasi Pusat Penguatan Karakter dengan Dinas Pendidikan Kota Manado Read More »

Pusat Penguatan Karakter Selenggarakan Kegiatan Tunas Bineka untuk Tingkatkan Kebinekaan Siswa

Jakarta, 27 Mei 2024 – Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Setjen Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan Temu Unjuk Kolaborasi Siswa Bineka (Tunas Bineka), berlangsung pada tanggal 27 hingga 31 Mei 2024, di kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Kompleks Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.

Turut hadir dalam pembukaan, Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn. Dalam sambutannya Rektor IKJ menekankan pentingnya peran seni dan budaya dalam memperkuat kebinekaan dan persatuan. “Bangsa yang kuat pasti terbangun dari kesadaran seni dan budaya yang kuat, dengan acara ini saya kira sama-sama kita membangun karakter diri kita, supaya kedepan karakter bangsa kita juga semakin kuat,” ucapnya.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, S.E., M.A., di Gedung Fakultas Seni Pertunjukan Institut Kesenian Jakarta. “Tujuan dari kegiatan ini untuk menyediakan ruang perjumpaan yang mengasah keterampilan berpikir kritis, empati, kolaborasi, dan kreativitas. Kesemuanya akan dilakukan secara fun. Adik-adik selama lima hari ke depan akan diajak mengikuti aktivitas super seru yang akan didampingi oleh kakak-kakak fasilitator,” ujarnya.

Tunas Bineka merupakan program yang menyediakan ruang perjumpaan bagi peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari berbagai identitas dan latar belakang yang berbeda (agama, status sosial, suku, dan lainnya). Dalam ruang perjumpaan ini, peserta akan mendalami permasalahan sosial yang penting bagi diri mereka dan berperan aktif dalam merumuskan solusi dari permasalahan tersebut. Kegiatan ini diikuti sebanyak 55 peserta didik dari jenjang SMA dan SMK dari berbagai sekolah di Jakarta.

Pelaksanaan kegiatan ini, diawali dengan kegiatan dinamika kelompok untuk saling mengenal diantara peserta. Selanjutnya, pemilihan kelas sesuai peminatan. Peminatannya sendiri dibagi menjadi dua studio, yaitu studio seni dan studio eksplorasi. Studio seni dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas video art, kelas lenong, dan kelas mural. Setiap kelas didampingi oleh beberapa orang fasilitator dan educator.

Kemudian peserta akan menyepakati satu isu bersama dan berkolaborasi untuk mencari solusinya yang kemudian dituangkan dalam sebuah karya bersama sesuai dengan peminatannya. Untuk studio eksplorasi akan menghasilkan sebuah projek hasil dari pemikiran mereka dalam menyelesaikan sebuah masalah dan untuk studio seni akan menghasilkan karya-karya seni sesuai dengan peminatannya. Kelas lenong akan menghasilkan sebuah pertunjukkan lenong. Sedangkan kelas video art akan menghasilkan konten video pendek, dan kelas mural akan menghasilkan sebuah karya seni mural. Pada akhir kegiatan, setiap kelompok akan menampilkan karya-karyanya dihadapan segenap pemangku kepentingan.

Program ini bukan hanya berfokus pada hasil karya anak, tetapi dirancang untuk menciptakan sebuah ruang interaksi yang mengasah kemampuan bernalar kritis, kreativitas, kolaboratif, dan menumbuhkan rasa empati kepada orang lain dan lingkungan sekitarnya. Harapannya, setelah mengikuti program Tunas Bineka ini, peserta didik akan mendapatkan pengalaman positif yang menyenangkan bersama teman-teman dari latar belakang yang berbeda dan dapat mengimplementasikan secara efektif praktik baik yang telah dilakukan selama kegiatan berlangsung, sekaligus menjadi agen promosi kebinekaan di lingkungannya dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif.

Pusat Penguatan Karakter Selenggarakan Kegiatan Tunas Bineka untuk Tingkatkan Kebinekaan Siswa Read More »

Upaya Bersama Kemendikbudristek dan Dharma Wanita Persatuan Lawan Kekerasan di Satuan Pendidikan

Jakarta, 15 Maret 2024 — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) berkolaborasi dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) dalam menyelenggarakan webinar bertajuk “Peran Dharma Wanita Persatuan Dalam Pencegahan dan Penanganan kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan,” pada Jumat (15/3). Kolaborasi ini merupakan komitmen para pemangku kepentingan dalam percepatan dan penguatan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan, dengan menghadirkan sejumlah narasumber untuk saling berbagi terkait topik tersebut.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, memaparkan bahwa dalam enam bulan sejak Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 46 tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP) diterbitkan, sudah lebih dari 367 ribu satuan pendidikan di semua jenjang membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Selain itu, di level pemerintah daerah, sebanyak 19 provinsi dan 310 kabupaten/kota pun telah membentuk Satuan Tugas atau Satgas PPKSP.

Lebih lanjut, Suharti menekankan bahwa tujuan program ini tidak sebatas membentuk TPPK dan Satgas PPKSP saja, namun juga memastikan mereka bekerja untuk melakukan pembinaan, pemantauan, dan memastikan adanya tindak lanjut terhadap tindak kekerasan yang terjadi. “Tim ini adalah garda terdepan, sehingga ketika terjadi kekerasan, masyarakat tahu kepada siapa mereka harus melapor,” pungkasnya.

Senada dengan itu, Inspektur Jenderal Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang, menyoroti bahwa tujuan dari Permendikbudristek PPKSP adalah agar seluruh lapisan masyarakat dapat terlibat dalam melakukan pencegahan kekerasan dan bagaimana proses penanganan dapat dilakukan tanpa berpihak pada kepentingan golongan.

Dalam Permendikbudristek PPKSP, terdapat tiga aspek yang menjadi tugas utama sekolah, pemerintah daerah, dan Kemendikbudristek dalam pencegahan kekerasan, yaitu penguatan tata kelola, edukasi, dan penyediaan sarana prasarana. Menurut Chatarina, keterlibatan DWP adalah untuk memastikan agar satuan pendidikan dapat melaksanakan tiga aspek tersebut dengan baik. “Ibu-ibu yang anaknya ada di sekolah, bisa melihat apakah sekolah mereka sudah memiliki dan melaksanakan tiga kewajiban tersebut. Selain itu, ibu-ibu juga dapat bergabung menjadi anggota TPPK,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Livia Iskandar, mengapresiasi pembentukan TPPK dan Satgas PPKSP di lingkungan satuan pendidikan. Namun ia juga menyebut perlunya pelatihan khusus yang komprehensif terkait perspektif korban dan perspektif gender bagi tim. “Kita harus menjadi pihak yang memulihkan, dan tidak melakukan victim blaming,” ungkapnya.

Selain itu, Livia menyampaikan bahwa LPSK telah berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam penanganan kasus kekerasan, “Salah satunya kami bekerja sama dengan dinas sosial, misalnya untuk pengamanan pelaku, mengingat berdasarkan data, pelaku kekerasan mayoritas adalah orang terdekat.”

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati, membagikan sejumlah praktik baik dalam pencegahan dan penanganan kekerasan yang telah diimplementasikan di daerahnya. Sejak tahun 2023, Kabupaten Gunungkidul telah mendapat predikat inklusif dan ramah anak. “Kami terus memastikan sumber daya manusia giat menyosialisasikan pentingnya PPKSP di satuan pendidikan. Peraturan daerah dan peraturan gubernur di daerah kami terkait kekerasan ini pun telah dibentuk. Selain itu, Program Organisasi Penggerak juga sangat aktif di sekolah untuk melakukan kegiatan PPKS. Bahkan masyarakat di lingkungan RT dan RW sangat mendukung adanya PPKSP ini,” paparnya.

“Kami juga berkolaborasi dengan DWP di daerah kami, yang memiliki 23 unit dengan anggota hampir 4.000. DWP kami sering turun ke lapangan untuk melakukan sosialisasi tentang bagaimana sekolah menjadi ruang yang aman dan nyaman,” jelasnya.

Psikolog Anak, Mario Manuhutu, memandang bahwa segala upaya pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak ini memang penting untuk dilakukan, terlebih ketika melihat dampaknya bagi tumbuh kembang anak. Ia menjelaskan bahwa kekerasan yang dialami anak-anak, baik fisik, psikis, maupun seksual, akan berdampak pada perkembangan otak yang tidak optimal. “Kalau pikirannya terus dipenuhi rasa takut, anak pun tidak akan bisa belajar. Tak hanya itu, trauma ini pun akan dirasakan hingga mereka dewasa.”

Webinar yang dilaksanakan secara hybrid ini diikuti oleh 1.300 peserta yang hadir baik secara luring di Gedung A Kemendikbudristek, maupun secara daring melalui Zoom. Webinar dibuka oleh Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, serta dihadiri oleh Sekretaris Jenderal DWP, Dewi Arif Hakim, mewakili Ketua Umum DWP (Franka Makarim), beserta Dewan Penasehat DWP antara lain Dina Budi Arie (Kominfo), Annisa Yudhoyono (ATR/BPN), Ketut Putu Jayan (BSSN), Ratna Mirah Arifin T (ESDM), Sritanti Rhamdani (BP2MI), Metty Herindra (Kemenhan), Ernawati Trenggono (KKP), Lilia A Dohong (KLHK), dan Nurlaili Hani’ah Kinanggi (ATR/BPN) dan para pengurus DWP provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia secara daring.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar

Upaya Bersama Kemendikbudristek dan Dharma Wanita Persatuan Lawan Kekerasan di Satuan Pendidikan Read More »

Kemendikbudristek Kembali Laksanakan Diskusi Bersama Pemerintah Daerah untuk Memperkuat Implementasi Penguatan Karakter dan Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan

Ambon, 08 Maret 2024 – Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Puspeka Kemendikbudristek) kembali melaksanakan kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Penguatan Karakter. Kegiatan DKT kali ini dilaksanakan di dua Provinsi yaitu Maluku dan Sulawesi Tengah. Kegiatan DKT Tahap I di tahun 2024 yang dilakukan secara luring oleh Puspeka Kemendikbudristek ini adalah sebagai

Kemendikbudristek Kembali Laksanakan Diskusi Bersama Pemerintah Daerah untuk Memperkuat Implementasi Penguatan Karakter dan Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan Read More »

Lebih Dari 90 Persen Satuan Pendidikan Telah Membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Jakarta, 5 Maret 2024 – Hingga saat ini, dunia pendidikan Indonesia telah berhasil menorehkan capaian yang baik dalam upaya menciptakan sekolah yang aman melalui pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di lingkup satuan pendidikan. Bertepatan dengan peluncuran kebijakan Merdeka Belajar episode ke-25, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Lebih Dari 90 Persen Satuan Pendidikan Telah Membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Read More »

Hari Disabilitas Internasional 2023: Kemendikbudristek Menggaungkan Semangat dan Iklim Inklusivitas

Jakarta, 2 Desember 2023 — Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional tahun 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), menggelar kegiatan Temu Sahabat Karakter dengan tema “United in Action to Rescue and Achieve the SDGs for, with and by persons with Disabilities”. Acara berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikbudristek, pada Sabtu (2/12). Selain itu, perhelatan ini juga bertujuan untuk menggaungkan semangat inklusivitas (kesetaraan gender dan disabilitas). Saat ini, lebih dari 36.000 satuan pendidikan di Indonesia telah menyelenggarakan pendidikan inklusif.

Hari Disabilitas Internasional 2023: Kemendikbudristek Menggaungkan Semangat dan Iklim Inklusivitas Read More »

wpChatIcon
wpChatIcon