Belajar Toleransi Melalui Persami – SDN 8 PAHANDUT

Siapa bilang belajar toleransi harus serius dan membosankan? Nilai-nilai toleransi dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara yang menyenangkan lho! SDN 8 Pahandut menemukan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini. Kami mengajak anak anak bertoleransi sambil bermain melalui kegiatan perkemahan Sabtu Minggu (Persami). Kegiatan ini jadi cara yang seru dan efektif untuk menanamkan nilai-nilai toleransi. Bayangkan saja, anak-anak diajak berpetualang di alam bebas, bertemu teman-teman baru, dan belajar banyak hal.

Intoleransi adalah permasalahan yang cukup serius di Indonesia. Banyak kasus di masyarakat terjadi akibat intoleransi. Mulai dari permasalahan kecil sehari-hari hingga permasalahan berat yang mengakibatkan percekcokan antar masyarakat. Permasalahan ini biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan suku, budaya, bahasa, agama dan keragaman lainnya. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena keragaman ini seharusnya menjadi kekayaan bangsa yang dapat kita banggakan, bukan justru menjadi penyebab pertengkaran. Sayangnya masih banyak masyarakat kita yang belum memahami betul pentingnya sikap toleransi, sehingga persatuan dan kesatuan masih mudah dicerai beraikan.

Pendidikan sebagai pilar suatu bangsa mempunyai peran penting dalam menumbuhkan dan merawat sikap toleransi. Sebenarnya materi tentang sikap toleransi ini sudah terintegrasi dalam mata pelajaran yang diberikan guru kepada siswa di kelas. Namun pembelajaran toleransi seperti ini cenderung serius dan membosankan. Anak-anak perlu cara belajar toleransi yang lebih bermakna bagi mereka. Sehingga pembelajaran tentang toleransi dapat lebih dihayati dan dipahami. SDN 8 Pahandut mempunyai cara belajar toleransi yang inovatif, yaitu melalui kegiatan Persami atau Perkemahan Sabtu Minggu.

Seperti apakah belajar toleransi melalui Persami yang dilaksanakan oleh SDN 8 Pahandut?

Mari kita simak artikel ini!

Mari Berkenalan dengan SDN 8 Pahandut

SDN 8 Pahandut adalah sebuah sekolah yang terletak di pinggiran sungai Kahayan, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Beralamat di Jalan Dr. Murjani Gg. Purwosari, sekolah ini berdiri di atas rawa-rawa. Bangunannya  terbuat dari kayu. Terletak di tengah pemukiman warga padat penduduk, sekolah ini dapat diakses melalui jalan yang berupa jembatan sempit yang juga hampir semua terbuat dari kayu.

Masyarakat di sekitar SDN 8 Pahandut rata-rata adalah pendatang yang merantau dari daerah lain, baik masih dalam daerah Kalimantan ataupun luar daerah Kalimantan. Karena itulah masyarakat disini menjadi beragam baik suku, bahasa, pekerjaan, budaya, dan pandangan hidup. Anak-anak dari para perantau inilah yang sebagian besar bersekolah di SDN 8 Pahandut. Keberagaman itu mewarnai hari-hari mereka, namun tak jarang juga keberagaman ini justru menimbulkan gesekan. Perbedaan adat, kebiasaan, dan pandangan hidup kerap menjadi pemicu perselisihan. Biasanya konflik atau pertengkaran disebabkan oleh hal sepele, seperti saling mengejek nama suku, warna kulit, makanan kesukaan dan lainnya.

Konflik atau pertengkaran tersebut membuat suasana lingkungan sekolah menjadi kurang nyaman. Lingkungan sekolah yang nyaman dan kondusif dapat memicu motivasi belajar siswa, meningkatkan konsentrasi, dan pada akhirnya berdampak positif pada pencapaian akademik. Selain itu suasana sekolah yang nyaman juga akan mempermudah penanaman nilai-nilai budaya positif di sekolah sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi generasi yang berprestasi dan berbudi pekerti atau berakhlak mulia. Sebaliknya, suasana sekolah yang kurang nyaman dapat menjadi penghambat bagi proses belajar siswa, seperti menyebabkan stress dan kecemasan, kurang motivasi belajar, mengganggu konsentrasi, hubungan sosial yang buruk dan menurunkan prestasi. Oleh karena itu, sekolah berupaya untuk mewujudkan suasana yang nyaman dengan menanamkan nilai-nilai kedamaian pada seluruh warga sekolah, agar dapat lebih memahami dan dapat mempraktikkan sikap toleransi, empati dan kerjasama.

Toleransi merupakan nilai kebajikan yang wajib ditanamkan dan dirawat pada semua warga SDN 8 Pahandut. Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menerima perbedaan, baik itu dalam hal budaya, agama, atau pandangan hidup. Ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Oleh karena itu SDN 8 Pahandut selalu berinovasi untuk menanamkan nilai toleransi pada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan yang sudah diterapkan adalah Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu).

 

Mengapa perkemahan?

Perkemahan adalah hal yang menarik, terutama bagi anak-anak. Melalui perkemahan anak-anak dapat berinteraksi dengan teman-teman baru dari berbagai latar belakang. Mereka akan belajar bekerja sama dalam tim, berbagi tugas, dan saling membantu menyelesaikan masalah bersama. Dalam kondisi yang menantang di alam bebas, anak-anak akan lebih mudah memahami pentingnya saling menghormati dan menghargai perbedaan sehingga nilai-nilai toleransi akan tertanam secara alami di dalam diri anak.

Berbagai kegiatan seru dalam perkemahan dapat dilakukan untuk menanamkan nilai toleransi pada anak, sehingga kegiatan berkemah menjadi pengalaman bermakna bagi mereka. Kegiatan tersebut antara lain:

  1. Membangun tenda bersama. Kegiatan ini mengajarkan anak-anak untuk bekerja sama, saling membantu, dan berkolaborasi. Mereka akan belajar bahwa setiap orang punya peran penting dalam membangun sesuatu yang lebih besar.
  2. Memasak bersama. Saat memasak bersama, anak-anak akan belajar berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, dan tentunya mencicipi makanan yang berbeda-beda.

  3. Bermain game bersama. Dengan permainan tradisional atau permainan kelompok lainnya seperti mencari jejak bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mempererat hubungan antar anak. Mereka akan belajar tentang sportivitas, kerja sama, dan menerima kemenangan maupun kekalahan.

  4. Bercerita di malam hari. Kegiatan ini bisa menjadi momen yang indah untuk saling berbagi dan mengenal satu sama lain lebih dalam.

  5. Api unggun. Acara api unggun, selain menjadi momen yang menyenangkan, juga menjadi wadah yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur, salah satunya adalah toleransi. Beberapa nilai toleransi yang dapat kita temukan dan kembangkan dalam kegiatan ini yaitu kerjasama, saling menghormati, kesetaraan dan persatuan. Kegiatan membangun api membutuhkan kerja sama seluruh anggota kelompok. Setiap individu memiliki peran yang berbeda, namun saling melengkapi. Hal ini mengajarkan anak-anak untuk saling membantu dan menghargai pendapat teman. Dalam lingkaran api unggun, semua anak memiliki kedudukan yang sama. Tidak ada perbedaan status sosial yang perlu diperlihatkan. Mereka juga memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan selama acara api unggun. Semua siswa memiliki tujuan yang sama, yaitu menikmati kebersamaan dan kehangatan api unggun dan menyanyikan lagu bersama-sama menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan.

Pelaksanaan Persami (Perkemahan Sabtu-Minggu)

Kegiatan Persami merupakan kegiatan rutin SDN 8 pahandut yang dilaksanakan tiap akhir semester. Persami merupakan kegiatan pramuka yang dilaksanakan selama dua hari penuh, yakni  hari Sabtu sampai hari Minggu. Selama dua hari, anak-anak melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan dalam perkemahan ini.

Sebelum melaksanakan kegiatan Persami, pihak sekolah mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa untuk mensosialisasikan kegiatan Persami ini. Pihak sekolah menyampaikan tujuan dari kegiatan serta menjelaskan pentingnya kegiatan ini dalam upaya menanamkan sikap toleransi pada anak-anak. Selain itu, dalam pertemuan ini juga membahas tentang bagaimana kegiatan ini akan dilaksanakan, dimana kegiatan ini dilaksanakan, siapa saja yang terlibat dalam kegiatan, kapan kegiatan akan dilaksanakan, berapa biaya yang diperlukan, dan apa saja yang menjadi kendala serta mencari solusi dari kendala yang dihadapi.

Setelah berdiskusi dengan orang tua siswa, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Kendala tersebut adalah mengenai tempat pelaksanaan perkemahan. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan Persami ini adalah kegiatan api unggun. Namun hal ini tidak dapat dilaksanakan di lingkungan sekolah SDN 8 Pahandut, berhubung lingkungan sekolah hampir seluruhnya terbuat dari kayu, sehingga rawan terjadi kebakaran. Untuk itu, solusi dari kendala ini adalah mencari tempat yang aman untuk melaksanakan kegiatan Persami. Berdasarkan hasil rembug pihak sekolah dan orang tua siswa disepakati bahwa kegiatan Persami akan dilaksanakan di lingkungan sekitar salah satu lapangan olahraga di kota Palangka Raya dan dengan berkolaborasi dengan sekolah lain yakni SDN 1 Pahandut dan SDN 7 Pahandut untuk melaksanakan kegiatan Persami bersama. Alhasil, kegiatan Persami ini menjadi berbeda dari sebelumnya. Kegiatan ini kami sebut dengan “Persami Gabungan”, yang di dalamnya ada beberapa sekolah yang ikut melaksanakannya.

Kendala lainnya adalah soal transportasi yang akan digunakan anak-anak untuk berangkat dan pulang dari lokasi perkemahan. Banyak orang tua siswa yang tidak dapat mengantarkan anak-anak mereka menuju lokasi perkemahan karena beberapa hal seperti tidak punya kendaraan, tidak bisa mengantar karena harus bekerja, dan tidak tahu persis lokasi tempat perkemahan. Untuk itu, disepakati bahwa orang tua siswa cukup mengantarkan anak-anak mereka sampai ke sekolah, selanjutnya anak-anak akan berangkat menuju lokasi perkemahan menggunakan angkot yang disediakan sekolah atau diantar oleh orang tua bagi yang mau mengantarkan. Begitu juga saat perpulangan.

Berdasarkan hasil kesepakatan pihak sekolah SDN 8 Pahandut dan berkolaborasi dengan SDN 1 pahandut dan SDN 7 Pahandut dengan orang tua siswa, kegiatan Persami dilaksanakan pada akhir semester ganjil, yakni pada tanggal 16 – 17 Desember 2023. Setiap sekolah mengirimkan minimal dua regu, yakni satu regu putra dan satu regu putri dengan anggota berjumlah 12 anak per regu. Adapun dana yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari kas pramuka dan iuran siswa sebesar Rp. 30.000 per anak. Iuran anak dipergunakan untuk membeli bahan makanan mereka selama di perkemahan.

Beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan Persami, anak-anak telah mengumpulkan barang-barang yang diperlukan untuk perkemahan. Setiap anak memiliki tugas masing-masing. Ada yang bertugas membawa tali, palu, ember, tikar, kompor, kabel dan lain sebagainya. Selain itu setiap anak wajib membawa perlengkapan pribadi seperti peralatan makan, perlengkapan tidur dan perlengkapan mandi.

Kegiatan dimulai dengan pemberangkatan dari sekolah masing-masing. Anak-anak SDN 8 Pahandut telah berkumpul di sekolah pada pukul 06.00 WIB. Anak-anak dengan dibantu bapak ibu guru mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke perkemahan. Barang-barang seperti perlengkapan tenda, peralatan memasak, tongkat pramuka, ember dan lain-lainnya disusun dalam gerobak untuk diangkut menuju mobil pikap yang telah menunggu di jalan raya, berhubung sekolah kami tidak bisa diakses menggunakan mobil. Kemudian kami berjalan menuju jalan raya sambil mendorong gerobak. Perjalanan terasa menyenangkan karena anak-anak sangat antusias akan melaksanakan kegiatan Persami. Mereka bergantian mendorong gerobak dan bekerjasama meletakkan barang-barang ke atas mobil pikap setelah kami sampai di jalan raya. Kemudian sebagian anak-anak berangkat dengan angkot dan ada juga yang diantarkan oleh orang tuanya. Kami para guru berangkat menggunakan motor dan ada juga guru yang menemani anak-anak berangkat dengan angkot.

Sesampainya di lokasi perkemahan, anak-anak mulai mendirikan tenda dengan panduan bapak ibu guru dan pelatih Pramuka. Dengan penuh semangat mereka bekerja sama sampai tenda berdiri tegak dan dapat digunakan untuk mereka bernaung selama kegiatan Persami.

 

 

Setelah tenda berdiri, anak-anak dipersilakan istirahat sejenak kemudian bersiap-siap melaksanakan upacara pembukaan Persami. Petugas upacara adalah anak-anak dari tiap sekolah yang dipilih oleh pembina masing-masing sekolah. Upacara berlangsung lancar dan khidmat. Dalam kegiatan ini anak-anak belajar secara langsung praktik menghargai dan menghormati orang lain.

 

Kegiatan berikutnya adalah memasak bersama. Anak-anak dengan panduan bapak ibu guru memasak untuk makan siang mereka. Tiap regu bekerja sama dengan anggota masing-masing untuk memasak dan mempersiapkan makan siang. Ada yang bertugas mengupas bawang, ada yang bertugas menanak nasi, ada yang mengambil air, dan lain-lainnya. Semua dilaksanakan dengan gotong royong.

 

Berikutnya anak-anak melaksanakan kegiatan mencari jejak. Kegiatan mencari jejak adalah permainan yang dilakukan dengan menggunakan tanda-tanda jejak, dan menerima tantangan dalam pos yang mengutamakan keterampilan kepramukaan. Permainan ini bersifat tim atau berkelompok. Pada kegiatan mencari jejak, anak-anak akan berjalan mengikuti rute yang telah ditetapkan dengan mengikuti tanda panah dan mengerjakan tantangan pada setiap pos. Dalam perjalanan anggota regu harus saling menjaga satu sama lain. Ada beberapa pos yang harus disinggahi tiap regu. Setiap pos memberikan tugas yang berbeda-beda.

Pos pertama adalah pos baris berbaris. Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan waktu yang ditempuh anak-anak untuk sampai di pos 1. Pada pos ini peserta diberi tugas untuk menunjukkan keterampilan dan kekompakan dalam baris berbaris. Kerja sama sesama anggota regu sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam pos ini.

Setelah menelusuri jalanan pada keramaian kota, anak-anak sampai pada pos 2. Pada pos ini, anak-anak diberi tugas untuk membuat tandu sederhana menggunakan tongkat dan tali pramuka yang mereka bawa. Durasi dalam membuat tandu sederhana adalah 5 menit, bila melebihi waktu yang ditentukan maka anak-anak wajib menghentikan kegiatan dan dianggap sudah selesai. Dalam menyelesaikan tugas ini tentunya dibutuhkan kerja sama antar anggota regu.

Hari semakin siang, terik matahari yang memancar tidak melelehkan semangat anak-anak dalam melaksanakan kegiatan mencari jejak. Anak-anak tiba pada pos 3. Pada pos ini anak-anak diberi tugas untuk mengerjakan teka-teki silang tentang pramuka. Anak-anak bekerja sama dengan anggota regunya menyelesaikan tugas ini.

Setelah menelusuri panjangnya rute mencari jejak, anak-anak tiba pada pos 4 atau pos terakhir yaitu pos halang rintang. Pada pos ini anak-anak diberi tantangan untuk merayap melewati terowongan tali. Anak-anak bergiliran dengan anggota regunya untuk merayap melewati terowongan tersebut dengan hati-hati agar terowongan tidak rusak/roboh. Sesama anggota regu saling memberi dukungan kepada anggota lainnya sebagai bentuk solidaritas sesama anggota regu.

Mencari jejak memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak-anak dalam bertoleransi. Kegiatan ini menumbuhkan sikap menghargai, menghormati, bekerja sama, empati, dan rasa persatuan sesama anggota regu. Perjalanan dalam mencari jejak begitu menguras tenaga, meskipun lelah namun semangat anak-anak masih terus menyala. Setelah menyelesaikan semua pos, anak-anak kembali ke perkemahan untuk beristirahat.

Waktu menjelang sore, anak-anak bergiliran untuk mandi. Berhubung kamar mandi yang  tersedia terbatas, anak-anak mengantri dengan sesama peserta Persami baik dari satu sekolah maupun sekolah lain. Mereka mengantri dengan baik dan tidak saling mendahului. Sambil menunggu giliran mandi mereka berkenalan dengan teman-teman dari sekolah lain. Kegiatan mengantri kamar mandi pun terasa menyenangkan karena mendapat teman baru.

 

Memasuki waktu maghrib kegiatan diisi dengan kegiatan keagamaan, yakni kegiatan tausiah dan sholat berjamaah bagi yang beragama Islam dan siraman rohani bagi yang beragama Kristen. Kegiatan dilaksanakan dengan panduan bapak ibu guru yang sesuai dengan agamanya. Kegiatan berlangsung lancar dan khidmat. Dalam kegiatan ini anak-anak belajar menghormati dan menghargai orang lain, serta toleransi kepada agama lain dengan tidak mengganggu kegiatan ibadah agama lain.

Setelah kegiatan keagamaan, anak-anak mempunyai waktu untuk istirahat. Sebagian mereka ada yang mengisinya dengan bermain bersama teman satu sekolah dan juga teman dari sekolah lain, ada juga yang mengisinya dengan jajan di kantin yang ada di lapangan olahraga, ada juga yang makan malam bersama di tenda. Secara alami kegiatan ini menumbuhkan rasa kebersamaan yang memupuk rasa persatuan dan kesatuan.

 

Tibalah pada acara yang dinanti-nantikan anak-anak SDN 8 Pahandut dan juga anak-anak dari sekolah lainnya, yaitu acara api unggun. Acara api unggun adalah acara yang mahal bagi anak-anak SDN 8 Pahandut. Mengingat lingkungan sekolah yang rawan kebakaran, api unggun tidak dapat dilakukan ketika mereka melaksanakan perkemahan di lingkungan sekolah. Begitu juga bagi anak-anak SDN 7 Pahandut dan SDN 1 Pahandut karena mempunyai lingkungan yang sama yakni lingkungan rawan kebakaran.

Anak-anak begitu antusias melaksanakan upacara api unggun. Petugas yang telah dipilih dengan segera memposisikan diri. Peserta upacara berdiri membentuk lingkaran mengelilingi api unggun yang akan segera dinyalakan. Upacara dimulai. Pencahayaan dimatikan, dan peserta tidak diperkenankan mengobrol selama upacara. Upacara berlangsung khidmat, hembusan angin sepoi-sepoi dan suara binatang yang ada di alam menambah syahdu upacara api unggun. Ada rasa haru memandang binar kebahagiaan anak-anak saat menyaksikan api unggun yang mulai menyala. Sambil bernyanyi dan bertepuk tangan, terlukis wajah-wajah penuh kegembiraan. Acara api unggun menumbuhkan rasa kebersamaan. Seperti lingkaran yang tidak ada mula dan akhirnya, begitu pula rasa persaudaran diharap dapat kita tumbuh dan kembangkan.

Upacara api unggun telah selesai, kegiatan dilanjutkan dengan unjuk bakat dan keterampilan. Berbagai macam penampilan ditunjukkan peserta kegiatan Persami. Anak-anak SDN 8 Pahandut menunjukkan beberapa penampilan, yaitu penampilan kesenian islami habsyi, dan penampilan gerak dan lagu “Satu Indonesia”. Ketika peserta lain sedang menunjukkan penampilannya di panggung peserta lainnya duduk menyaksikan. Kegiatan ini berjalan lancar dan menyenangkan. Anak-anak saling menghormati dan menghargai penampilan peserta lain, dan tidak lupa memberi apresiasi dengan tepuk tangan yang meriah.

Malam mulai larut, kegiatan unjuk bakat dan keterampilan telah selesai dilaksanakan. Tiba waktunya untuk tidur. Anak-anak masuk ke dalam tenda dan beristirahat. Dari luar tenda terdengar suara bisik-bisik. Rupanya sebagian mereka tidak langsung tidur, tetapi berbagi cerita dengan teman satu tenda. Rasa kebersamaan membuat mereka senang berkumpul bersama teman.

Perlahan perkemahan menjadi hening. Yang terdengar hanyalah suara angin, binatang yang ada di alam sekitar lokasi perkemahan dan bapak ibu guru yang berjaga. Seluruh peserta telah tertidur di dalam tenda. Tiba-tiba hal yang tidak terduga terjadi. Hujan turun dengan derasnya.  Hingga beberapa tenda peserta lain roboh. Anak-anak  SDN 8 Pahandut dan peserta lainnya bersama bapak ibu guru bergotong royong mendirikan tenda yang roboh dan mengamankan barang-barang. Pada kejadian ini, anak-anak telah mempraktikkan sikap solidaritas, gotong royong, dan empati kepada sesama tanpa memandang perbedaan sekolah.

Malam yang dingin berlalu, disambut dengan pagi yang cerah. Pada hari kedua Persami, anak-anak bangun untuk melaksanakan sholat subuh dan mengantri untuk mandi. Kemudian memasak untuk sarapan bersama. Setelah sarapan anak-anak berbaris di lapangan untuk melaksanakan kegiatan olahraga senam bersama. Kegiatan berjalan dengan lancar, anak-anak tetap semangat meskipun lapangan lumayan basah karena hujan tadi malam.

Selesai melaksanakan kegiatan olahraga, anak-anak dengan dipandu bapak ibu guru dan pelatih pramuka melakukan refleksi selama kegiatan Persami. Anak-anak duduk rapi di barisan masing-masing dan memperhatikan bapak ibu guru di depan. Bapak ibu guru menyampaikan terimakasih kepada anak-anak karena telah mengikuti rangkaian kegiatan Persami dengan baik. Bapak ibu guru berharap anak-anak mendapat pembelajaran yang bermakna dari kegiatan Persami ini. Bapak ibu guru juga berharap kegiatan Persami kolaborasi ini dapat dilaksanakan kembali pada semester berikutnya. Dengan berkolaborasi bersama sekolah lain menjadikan Persami lebih seru dan bermakna.

Selain itu, pada kegiatan refleksi ini, bapak ibu guru bertanya kepada anak-anak tentang kesan mereka setelah mengikuti Persami. Raycal, siswa SDN 8 Pahandut menyampaikan kesannya selama kegiatan Persami, ia berkata “Saya merasa senang mengikuti kegiatan perkemahan ini, karena mendapat banyak teman baru”. Senada dengan hal itu Putri siswa SDN 8 Pahandut mengatakan “Kegiatan Persami sangat menyenangkan karena kegiatan sangat seru dan kami dapat berapi unggung, serta berkenalan dengan teman baru dari sekolah lain”. Satu persatu perwakilan dari masing-masing sekolah menyampaikan kesan mereka dalam mengikuti kegiatan Persami. Mereka merasa senang mengikuti kegiatan Persami ini.

Kegiatan refleksi adalah rangkaian terakhir kegiatan Persami sebelum upacara penutupan. Setelah selesai sesi refleksi anak-anak dengan bantuan bapak ibu guru membereskan tenda dan perlengkapan kemah mereka. Mereka bergotong royong dan saling membantu sehingga pekerjaan terasa ringan.

Setelah tenda terbongkar dan perlengkapan perkemahan telah dibereskan, anak-anak dan bapak ibu guru melaksanakan upacara penutupan. Upacara berjalan lancar. Anak-anak tetap semangat meskipun rasa lelah mereka rasakan. Setelah selesai, bapak ibu guru membimbing anak-anak untuk bersalaman dengan bapak ibu guru, pelatih pramuka dan juga teman-teman peserta Persami.

Sebelum diperkenankan pulang, anak-anak dan bapak ibu guru bekerja bakti memungut sampah kegiatan Persami sehingga lapangan bersih kembali. Kemudian, anak-anak diperkenankan pulang ke rumah masing-masing. Sebagian anak-anak SDN 8 Pahandut pulang dengan angkot dan sebagian lagi dijemput oleh orang tua masing-masing.

 

Dampak kegiatan

Persami kali ini menjadi pengalaman baru bagi anak-anak SDN 8 Pahandut. Selain karena kali ini  mereka dapat berapi unggun, mereka juga mendapatkan teman baru dari sekolah lain. Melalui kolaborasi dengan sekolah lain yakni SDN 1 Pahandut dan SDN 7 Pahandut, penanaman nilai toleransi melalui kegiatan Persami menjadi lebih bermakna. Banyak nilai-nilai toleransi yang anak-anak dapatkan melalui kegiatan ini, seperti sikap menghargai, menghormati, sportifitas, solidaritas, dan empati. Kebersamaan dalam Persami membuat hubungan anak-anak SDN 8 Pahandut di sekolah semakin baik. Konflik antar siswa yang disebabkan perbedaan berkurang. Anak-anak kini lebih pandai menghargai dan menghormati perbedaan baik suku, bahasa, agama, budaya dan lain-lainnya. Selain itu, Persami yang seru juga memberi dampak meningkatkan minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka. Hal ini terlihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka.

Berdasarkan praktik baik ini dapat kita pahami bahwa perkemahan bukan hanya sekadar kegiatan rekreasi. Melalui kegiatan ini, kita bisa menanamkan nilai-nilai penting seperti toleransi, kerja sama, dan kepedulian pada anak-anak. Dengan bekal nilai-nilai tersebut, diharapkan anak-anak bisa tumbuh menjadi generasi yang lebih baik dan mampu hidup berdampingan dengan orang lain.

Jika anda ingin melaksanakan Persami, pastikan rencanakan dengan matang, libatkan orang tua siswa. Agar lebih seru dan menantang, anda bisa berkolaborasi dengan sekolah lain di sekitar sekolah anda. Jangan lupa evaluasi kegiatan, sebagai bahan acuan untuk perbaikan kegiatan berikutnya.

Sudahkah sekolah anda menanamkan nilai toleransi sejak dini pada anak-anak dengan kegiatan yang menyenangkan? Ayo bagikan pengalaman anda!

 

Penulis: Siti Mahmudah – SDN 8 Pahandut

wpChatIcon
wpChatIcon